THE LEGEND IS BACK! Ya, legenda hidup Iwan Fals kembali menyambangi penggemarnya dengan merilis album baru yang diberi titel “50:50″. Konon konsep album ini dibuat dalam konsep keseimbangan “Yin” & “Yang” yang mengusung tema Cinta dan kritik sosial yang dimunculkan secara berimbang, lugas, sederhana namun berisi.
Album ini berisi memuat 12 lagu bertema cinta, sosial dan humanis yang lekat dengan sosok Iwan Fals. Album yang terdiri dari 12 lagu ini 6 lagu dibuat oleh Iwan Fals sendiri, sedangkan 6 lainnya oleh komposer lain seperti Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo [ketua OI] dan Bongky [Slank, Flowers, BIP].
Cinta dan kritik sosial kembali membawa Iwan Fals ke hadapan jutaan OI (Orang Indonesia) tahun ini. Album penuh aroma cinta dan deru kritik sosial dengan bungkus pop ini berhasil memberikan jawaban akan kemana visi dan misi Iwan Fals. Seperti judul albumnya tidak semua misi membawa virus cinta. Setengah dari album ini adalah visi berupa kritik pada kondisi sosial masyarakat Indonesia. “Aku merasa mendapat respon bagus dari Musica Studio’s saat merilis album ini. Karena tidak hanya lagu-lagu pop yang sedang digemari saat ini tapi juga mereka mau menampung lagu-laguku yang tidak mengambil tema cinta,” kata Iwan Fals tentang proyek album yang materinya 6 lagu diambil lebih dari 300 lagu ciptaanya.
Misalnya “Mabuk Cinta” ciptaan Bongky BIP. Kali ini groove reggae dikeluarkan lewat balutan musik pop reggae yang mengalun indah. Bunyi kibor yang mengawang dan memberi beat yang seksi akan terdengar ritmis dan manis lewat siraman drum dan bass yang mengawal vokal khas Iwan Fals yang begitu enjoy dan lepas saat menyuarakan lirik tentang indahnya mengalami jatuh cinta kembali itu. Lagu ini menjadi single pertama dari legenda yang kini tinggal di Leuwinanggung ini.
Apapun yang keluar darinya (dengan konsep yang mungkin baru baginya) akan tetap menjadi magnet yang siap akan membius dan memabukkan seperti menyimak lagu yang menjadi single perdana album 50:50 ini. Yang paling menonjol di album ini diantaranya lagu berjudul “Masih Bisa Cinta” karya Dewiq yang di aransemen oleh Erwin Gutawa. Di lagu ini pendekatan yang disuarakan Iwan Fals tidak kalah dengan gaya rockstar anak muda seperti Pasha, Giring, atau Ariel saat menyuarakan kerinduan pada orang tercinta. Sebuah tema universal dengan lirik cinta yang akan menjadi guilty pleasure pula dengan lagu “Yang Tercinta” karya Opick yang di aransemen Addie MS. Sulit memberikan kredit pujian mana yang paling bagus dari dua lagu ini. Keduanya kuat di aransemen. Kuat pula dari struktur lagu. Dan yang paling utama vokal Iwan Fals berhasil menyatu dan saling mengisi dalam sebuah paket pop penuh cinta yang membuatnya menjadi tidak pasaran dan murahan. banyak orang.
Menarik adalah lagu karya Pongky Jikustik berjudul “Tak Pernah Terbayangkan” yang di aransemen oleh Bagoes AA. Lagu yang ditulis Pongky ini menurutnya terinspirasi dari kisah hidup Iwan Fals yang selalu ditemani sang istri, – mbak Yos – dalam kondisi apapun. “Tulis besar-besar tentang hal itu, saya mendedikasikan lagu tersebut untuk mas Iwan agar dinyanyikan untuk mbak Yos,” kata Pongky. Sebuah ode yang dipersembahkan Pongky untuk Iwan Fals ini menjadi reuni bagi keduanya. Sebelumnya Pongky pernah memberi lagu bagus di album In Collaboration With dengan judul “Aku Bukan Pilihan.” Bagoes AA berhasil mengemas lagu ini dengan sempurna. Pop yang masih terasa kuat dalam aransemen, syarat yang harus ada dalam lagu-lagu Iwan Fals.
Lagu lain yang sangat kuat dalam tema ada pada “Apakah Aku Benar- Benar Memiliki Kamu” karya Digo yang saat ini menjabat sebagai ketua OI. Kontribusi Digo sebelumnya adalah membantu mengisi gitar saat pembuatan album Suara Hati yang menandai kembalinya Iwan Fals ke panggung musik dengan lagu-lagu baru dan bukan lagu aransemen ulang. Lagu ini menjadi makin terasa hidup dan bernyawa dengan aransemen yang dimainkan oleh Andi Bayou. Tidak ketinggalan wartawan senior Remy Soetansyah turun gunung memberi kontribusi lagu berjudul “Ini Bukan Mimpi” yang diciptakan bersama Yockie Soeryoprayogo yang juga membuat aransemen yang kuat di lagu ini.
Sebuah lagu yang memberi kita sebuah petunjuk, sebuah penerang, sebuah wacana bahwa bencana yang sedang terjadi yang menimpa Indonesia bukan sekedar sebuah siaran berita di TV, radio, atau Koran. Sebuah kenyataan yang patut direnungkan. “Aku juga menyumbang lagu cinta di album ini. Judulnya ‘KaSaCiMa’. Kadang aku memang tidak pede kalau membuat lagu bertema cinta sekarang ini” kata ayah dari Raya dan Cikal ini. “KaSaCiMa” menurut Iwan Fals diciptakan lebih dari 15 tahun lalu. “Pas mau dirilis bingung mau dikasih judul apa, ya sudah ‘KaSaCiMa’ saja. Singkatan dari Kasihku Sayangku Cintaku Manisku,” katanya sambil tergelak. Lagu “Cemburu” sangat kuat dengan efek suara biola dan flute yang dibiarkan mengawang menjadi teman pengiring bagi karakter vokal Iwan Fals.
Peristiwa Munir juga menjadi perhatian Iwan Fals di album ini. “Saat mendengar kematian Munir aku sedih. Secara jujur aku kagum akan apa yang dia perjuangkan. Aku membuat lagu ‘Pulanglah’ saat sedang berada di Sukabumi,” kata Iwan Fals yang menyebut Munir sebagai Pendekar. Bentuk kepedulian lain yang disuarakan Iwan Fals di lagu ini ada pada “Negara”. Sebuah protes yang ditujukan pada kondisi Negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyatnya secara jeli dan jujur coba disuarakan. “Tugasku sebagai seniman ya cuma bisa menyuarakan ide-ide. Aku tidak tahu bagaimana mewujudkannya. Biarlah mereka yang pandai yang memberikan solusi,” katanya jujur.
“Ikan-Ikan” dan “Rubah” juga masih secara seksama mencoba meneriakkan ketidakadilan dan ketidakberesan yang terjadi di tingkat bawah. “Ini album yang secara tema aku rasa imbang. Yang akan mencari cinta ada. Yang mencari lagu-lagu berisi protes sosial juga ada,” ujar sang legenda.
Mencoba berimbang. Itu yang sedang dilakukan Iwan Fals di album 50:50 ini. Satu yang tidak berubah dari semua album Iwan Fals adalah pesona, kharisma, karakter dan sosoknya yang akan selalu memabukkan siapa saja yang menyimak lirik lagu-lagunya. Entah itu lagu berisi pesan cinta atau pesan kritikan sosial yang menjadi senjata utamanya.
Senin, 28 September 2009
THE LEGEND IS BACK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar