Selasa, 26 Mei 2009

Prihatin Demokrasi, Iwan Fals Ngamen di Kontras


Air mata darah telah tumpah. Demi ambisi membangun negeri. Kalaulah ini pengorbanan. Tentu bukan milik segelintir orang.

Demikianlah nyayian keprihatinan Iwan Fals tentang demokrasi di negara ini. Pria kelahiran 3 September 1961 ini melantunkan syair bertajuk 'Untukmu Negeri' itu dalam Aksi Sosial Solidaritas untuk JSKK (Jaringan Solidarits Korban untuk Keadilan) di kantor Kontras, Jl Borobudur, Jakpus, Senin (25/5/2009).

Dalam konser bulanan panji-panji demokrasi itu, Iwan juga berbicara tentang peran anak muda dalam mengusung perubahan. Anak-anak muda, yang merupakan agen perubahan, seharusnya tidak gugur dalam perjuangan demokrasi.

"Tentang daun. Banyak daun tua berguguran dan tergantikan oleh daun muda. Namun sekarang banyak daun muda yang berguguran. Yang seharusnya dia belum jatuh, tapi dia jatuh," kata pria bernama asli Virgiawan Listanto ini berumpama.

Dalam acara yang juga dihadiri istri almarhum Munir, Suciwati, itu, Iwan juga sempat mengkritik beberapa kasus hukum yang tak kunjung tuntas diselesaikan.
Kutipan: detikNews

Selanjutnya......

Iwan Fals: Saya Tak Pantas Jadi Presiden


Siapa yang tidak mengenal sosok Iwan Fals. Sebagai seorang musisi legendaris tanah air, baik lagu maupun sikapnya yang tegas terhadap penindasan sosial wong cilik kerap dijadikan inspirasi dan panutan. Selain itu, jutaan fans fanatik OI (Orang Indonesia) yang tersebar di seluruh pelosok negeri adalah dinamikanya. Lantas, tertarikkah Iwan terjun ke politik atau latah mencalonkan diri menjadi presiden RI?

Bagi pria yang mempunyai nama asli Virgian Listanto tersebut, dirinya sama sekali tidak pernah tertarik untuk ‘bermain’ politik. Ironis memang, padahal banyak sejumlah kalangan yang menilai Iwan Fals cukup mempunyai potensi untuk mendapatkan dukungan suara.

“Saya merasa politik bukan dunia saya, kalaupun ada artis yang mencalonkan diri itu sah-sah saja selama ia berpikir mampu menjalankan amanah” ucapnya kepada beritabaru.com di Jakarta Selasa (3/3).

Sebenarnya, sebagai seorang seniman Iwan Fals cukup mempunyai visi kebangsaan yang sangat peka. “Saya selalu berandai-andai, kalau saja di bangsa ini setiap 5 keluarga saling membantu 1 keluarga miskin, maka insya Allah masalah kemiskinan akan berangsur-angsur selesai di negeri ini” ujar pria yang mengaku sedang mempersiapkan 3 single terbaru yang akan segera diluncurkan ke pasar secepatnya.

Saat disinggung apakah singlenya tersebut berkaitan dengan nuansa pemilu? dengan senyum khasnya ia menjawab iya.

“Tapi inspirasi terbesar saya justru sama dengan salah satu penggemar saya yang bernama Slamet. Ia rela berjalan kaki dari Brebes selama 13 hari hanya untuk menyaksikan saya konser di Jakarta. Begitu juga dengan Daeng (penggemar asal Sulawesi), yang melakukan perjalanan memakai sepeda keliling Indonesia, hanya karena ia terinspirasi oleh lagu saya. Mereka sangat luar biasa” tambahnya.

Ia mengaku hampir-hampir tidak percaya bahwa lagu-lagunya selama ini memiliki dampak luar biasa bagi para penggemarnya. “Makanya saya pikir saya akan terus berada di jalur ini (musik), selama saya bisa memberi pengaruh positif bagi siapa saja yang mendengarkan lagu saya” terangnya.

Saat ditanya, bagaimana jika para OI mendesaknya untuk maju sebagai Presiden? Ia pun hanya tersenyum dan berkata tidak. “Rasanya kok tidak pantas yah, kalau saya menjadi Presiden,” kata Iwan Fals tegas
beritabaru.com -

Selanjutnya......

Sabtu, 23 Mei 2009

Dunia Politik (Iwan Fals) Dunia Pilkada


“DUNIA politik penuh dengan intrik. Cubit sana cubit sini, itu sudah lumrah. Seperti orang pacaran, kalau gak nyubit gak asyik. Dunia politik penuh dengan intrik. Kilik sana kilik sini, itu sudah wajar. Seperti orang ngadu jangkrik. Kalau gak ngilik gak asyik. Rakyat nonton jadi suporter, kasih semangat jagoannya. Walau tahu jagoannya ngibul, walau tahu dapur gak ngepul. Dunia politik dunia bintang. Dunia pesta pora para binatang. Berjoget dengan asyik. Dunia politik punya hukum sendiri. Colong sana colong sini, atau colong-colongan. Seperti orang nyolong mangga. Kalau gak nyolong gak asyik. Rakyat lugu kena getahnya. Buah mangga entah ke mana. Tinggal biji tinggal kulitnya. Tinggal mimpi ambil hikmahnya. Dunia politik dunia bintang. Dunia hura-hura para binatang. Asyik gak asyik. Dunia politik memang asyik gak asyik. Kadang asyik kadang nggak. Di situ yang asyik adanya. Seperti orang main catur. Kalau gak ngatur gak asyik. Pion bingung gak bisa mundur. Pion-pion gak mungkin kabur. Menteri, luncur, kuda, dan benteng galaknya melebihi raja. Raja tenang gerak selangkah, sambil menyematkan hadiah.”

Kutipan di atas adalah bait-bait nyanyian yang dilantunkan Iwan Fals dalam album lagunya berjudul Untukmu Negeri. Pilkada adalah dunia politik. Karena dunia politik, apakah Pilkada “penuh intrik, cubit sana cubit sini, sudah lumrah?” Kampanye Pilkada sudah dekat. “Rakyat nonton jadi suporter, kasih semangat jagoannya. Walau tahu jagoannya ngibul, walau tahu dapurnya gak ngepul.” Dalam kampanye Pilkada, jagoan dan tim pemenangannya ngibul, siapa berani negur? Saat kampanye Pilkada, dapur tak menyala, tak masalah. Semoga para jagoan menabur berkah “money politics?” Sepanjang jalur kampanye, berkah dihamburkan.

Sepanjang jalur kampanye, rakyat mengelu-elukan. Sepanjang jalur kampanye, mimpi-mimpi ditumpahkan. Rakyat di pinggir jalan memungut mimpi-mimpi itu. Setiba di rumah, mimpi-mimpi itu dikupas dan dibelah. Isinya: “Tinggal biji tinggal kulitnya, tinggal diambil hikmahnya.” Rakyat dari negeri terkebelakang memang gemar menabung hikmah. Pilkada bermain di tengah rakyat yang cerdas, yang kurang cerdas, atau yang …? Kalau sudah begitu, siapa berani negur?

“Dunia politik dunia bintang” Dalam Pilkada bertaburan bintang-bintang. Bintang-bintang para jagoan. Bintang-bintang para tim pemenangan. Pilkada dunia pesta pora para bintang. Pesta pora para bintang berbahasa Inggris. Pesta pora para bintang berbahasa ayat suci. Pesta pora para bintang berbahasa Tionghoa. Ada udang di balik batu, kata peribahasa. Adakah udang di balik “Inggris?” Adakah udang di balik “ayat suci?” Adakah udang di balik “Tionghoa?” Udang-udang berpesta pora di balik batu. Udang-udang berpesta pora di Pilkada. Udang bukan manusia, tapi binatang. Udang-udang itukah yang dimaksud Iwan Fals dalam lagunya yang dikutip di atas, “Dunia politik dunia bintang. Dunia pesta pora para binatang?” “Dunia politik dunia bintang. Dunia hura-hura para binatang?” Tentu bukan! Sebab, udang bukan bintang. Ach, Iwan Fals!

Hari “H” Pilkada sudah semakin dekat, hari Senin tanggal 5 November 2007. Waktu semakin mepet. Semua luang dan ruang dimanfaatkan seefektif dan semaksimalnya. Bolehkah menara rumah ibadah dimanfaatkan. Kenapa tidak? Khutbah agama saja boleh. Bolehkah pintu-pintu kantor pemerintah dimanfaatkan? Kenapa tidak? Yang punya kantor saja dan segenap wewenangnya sudah lama turun ke arena. Apalagi yang masih bisa dimanfaatkan seefektif dan seoptimalnya? Yaitu, tingkat keterbelakangan suatu negeri.

Kalau sudah begitu, siapa berani negur? KPUD dan Panwas Pilkada! Ach, masak (berani)? Kalau begitu, pemerintah dong! Subhanallah! Ya, DPRD dong! Nauzu billah min zalik! Jadi? Ya, kita ber-Pilkada atas dasar nurani bening dan akal sehat, dong, agar lagu Iwan Fals tidak menjadi kenyataan.*

Selanjutnya......

Iwan Fals: Cukup Musik Saya yang Berpolitik


Belakangan ini, banyak artis menekuni politik. Tidak demikian dengan Iwan Fals. Dia ogah berpolitik karena musiknya sudah berpolitik.

"Saya nggak tertarik masuk partai atau berpolitik. Cukup musik saya yang berpolitik. Saya nggak punya pikiran menekuni dunia politik," jelas Iwan di kediamannya, kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (27/4/2008).

Iwan enggan menjelaskan apakah antipatinya terhadap politik itu dilatarbelakangi tidak ada partai yang berminat menggandengnya atau karena sebab lain.

"Pokoknya, saya sudah pernah bilang nggak tertarik berpolitik. Mungkin orang juga sudah tahu. Sejauh ini, saya enjoy dengan kegiatan sekarang," tutur pelantun Bento itu.

Rupanya, penyanyi bersuara khas ini menyadari kemampuan diri yang minim ilmu politik dan pemerintahan.

"Saya nggak mengerti bidang politik dan ilmu pemerintahan. Selain itu, memang nggak ada keinginan menjadi orang yang berkecimpung di dunia politik. Menjadi musisi lebih enak. Saya lebih enak menjadi saya seperti sekarang ini," tegasnya.

Selanjutnya......

Iwan Fals Anti Terseret Kampanye Politik


Belakangan ini, ramai disebutkan Iwan Fals dan sejumlah artis akan meramaikan kampanye pasangan calon Gubernur Jawa Barat Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim. Iwan membantah. Dia anti terseret kampanye politik.

"Iwan Fals merupakan salah satu musisi legendaris Indonesia yang tetap konsisten dari masa ke masa untuk menjaga netralitas terhadap setiap kepentingan kelompok politik praktis mana pun di Indonesia. Iwan memilih berpihak kepada nilai-nilai keadilan dan kebenaran yang tumbuh hidup di tengah masyarakat melalui apresiasi seni musik, serta berdiri di atas semua kelompok, baik suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)," jelas Manajer Iwan Fals Manajemen Rosana Listanto, dalam siaran persnya yang tiba di Redaksi Okezone, Selasa (1/4/2008).

Terkait kampanye Pilgub tersebut, nama Iwan disebut-sebut sebagai artis pendukung. Padahal, Iwan tidak pernah dikonfirmasi untuk ikut serta terlibat.

"Iwan Fals tidak pernah dikonfirmasi ikut serta memeriahkan kampanye Agum- Nu'man. Iwan juga tidak pernah menyatakan kesediaan kepada siapa pun untuk terlibat memeriahkan kampanye pasangan Agum-Nu'man atau kepada calon pasangan Gubernur Jawa Barat lain," tegasnya.

Materi yang mengaitkan Iwan dengan kampanye pasangan Agum-Nu'man telah menimbulkan kerugian nama baik Iwan secara pribadi. Kerugian tersebut telah menimbulkan efek domino kerugian secara tidak langsung berupa pencitraan negatif terhadap ormas Oi yang didirikan Iwan.

"Muncul kesan di tengah masyarakat, seolah-olah Iwan dan Oi turut terlibat dalam politik praktis dukung mendukung Pilgub pasangan Cagub-wagub Jawa Barat. Dan hal ini sangat menggangu sikap netralitas Iwan, Oi, serta para penggemar Iwan dalam menghadapi proses pelaksanaan Pilgub tersebut," lanjutnya.

Penyanyi dengan nama asli Virgiawan Listianto itu juga mengimbau agar kampanye Pilgub Jawa Barat dilakukan tanpa membawa simbol-simbol ormas Oi dan gambar-gambar Iwan Fals.

Selanjutnya......

Konser bulanan 2009 Iwan Fals & Band


Tema: "PANJI-PANJI DEMOKRASI"

Hari: Sabtu; Tanggal: 30 Mei 2009; Jam:15.30 wib;
Tempat: Panggung Kita Leuwinanggung No. 19 Cimanggis/Depok (rumah Iwan Fals)

HTM: Rp. 40.000,- *tiket terbatas
(dengan membeli tiket, berarti Anda menyumbang 10% untuk kegiatan sosial)

info: Nenk (0813 9943 9950 / 845 5329-30)

Disarankan membawa jas hujan atau payung.
AKAN DILAKUKAN SCREENING - dilarang membawa senjata tajam, miras, narkoba, handycam, kamera foto, tape recorder, dan alat rekam yang sejenis.
source: iwanfals.co.id

Selanjutnya......

Nonton Konser Iwan Fals


Baru kali pertamanya gw nonton konser bang Iwan secara live bareng ‘Oi’ julukan buat penggemar bang Iwan. Seru dan keren banget!! Acara dimulai jam 9 malem. Diawali dengan pemutaran film Dokumenter tentang Kemerdekaan Indonesia.

Baru deh sekitar jam 10, bang Iwan mulai naik ke panggung nyanyiin beberapa lagu hitsnya. Sejam kemudian muncul temen-temennya yang tergabung dalam Kantata Takwa, Kantata Samsara dan Swami. Ada Setiawan Djody, Si burung merak, WS Rendra yang tampil membacakan puisi dan pantun politiknya, Toto Tewel, serta Jocky suryoprayogo. Sementara Sawung Jabo absen lantaran lagi nggak ada di Indonesia.

Salut buat bang Iwan yang tampil sangat memukau. Kurang lebih seribu orang penggemarnya merasa puas menikmati penampilan idolanya itu. Serunya, mereka tuh pada tertib, nggak bikin rusuh. Dua jempol buat ‘Oi’.

Ngga terasa, tau-tau udah jam 12 malem aja. Konser distop dulu karena dilakukan acara renungan. Puas gw lihat konser bang Iwan. Di mata gw, bang Iwan adalah sosok penyanyi yang legenda. Bang Iwan tuh mampu membina hubungan dengan jutaan penggemarnya. Dia dan mba Yos (istrinya), bisa jadi contoh buat artis yang lain, karena sepi dari gosip.

Seandainya Presiden Indonesia nanti kayak bang Iwan, Indonesia mungkin bisa lebih baik. Karena bang Iwan nggak cuma pandai berkomunikasi dengan penggemarnya tapi juga mampu membinanya. Tahun depan kita emang butuh Presiden yang dekat dengan rakyatnya dan mampu membina rakyatnya. Semoga… dan MERDEKA…

Selanjutnya......

Harapan Iwan Fals: "Pemilu 2014, Lima Partai Saja"


Oleh: Teguh Siswoharsono

Pemilu legislatif yang baru saja digelar 9 April lalu menyisakan beberapa catatan penting. Di lapangan, misalnya, masyarakat mengalami kesulitan lantaran terlalu besarnya ukuran kertas pilihan, sementara ruang tempat mencontreng terlalu sempit. Kesulitan itu bukan saja dialami pihak pemilih tapi juga panitia pemilihan umum dalam hal ini KPU (Komisi Pemilihan Umum -red). KPU mengalami kesulitan secara teknis dalam pelaksanaannya. Biaya pelaksanaan juga jadi membengkak. Hal ini jelas akan membebani negara untuk menggelar Pemilu.

Setelah terjadi Pemilu, realitasnya pun hanya lima partai saja yang mendapat pemilih cukup besar. Berdasarkan kenyataan ini, untuk Pemilu 2014 sebaiknya partai-partai itu disederhanakan menjadi lima partai saja. Yaitu, Partai Ketuhanan, Partai Kemanusiaan, Partai Persatuan, Partai Kerakyatan dan Partai Keadilan. Partai-partai itu dipetik dari Pancasila. Nama sistem demokrasinya menganut demokrasi Pancasila. Itulah buah pikiran Iwan Fals yang diungkapkan kepada wartawan iwanfals.co.id.

Selanjutnya......

Sabtu, 16 Mei 2009

Iwan Fals Bebaskan OI Memilih di Pilpres 2009


Artis dan penggemar memang dianggap sebagai suatu kesatuan. Jika artis melakukan apa yang dianggap baik, tentunya penggemar pun tak segan-segan untuk menirunya. Namun hal itu ingin dihilangkan oleh Iwan Fals. Musisi yang karya musiknya kerap bernafaskan masalah politik ini menyatakan akan memberi kebebasan kepada para fansnya yang tergabung organisasi, OI, dalam Pilpres akan datang.

"Anggota OI tersebar di seluruh Indonesia, kami beri kebebasan untuk memilih siapa saja calon 'penggede' yang mereka sukai dalam Pilpres Juli mendatang," kata Iwan saat mengisi program rangkaian kunjungannya ke dealer motor TVS, Jl. HZ Mustofa, Tasikmalaya, Jumat (15/05) sore.

Namun sebenarnya, kata Iwan, penggemar yang tergabung dalam OI tidak ada kaitannya dengan pemilihan presiden mendatang, sehingga dan semua penggemar bebas memilih Capres/Cawapres yang mereka percayai. "Nggak ada hubungan sama itu, nggak ada arahan, mereka bebas memilih," katanya singkat.

Sementara itu menurut Ketua OI Jawa Barat, Asman alias Acong yang hadir dalam acara tersebut, menerangkan jumlah masyarakat yang tergabung dalam organisasi OI yang tersebar di Jawa Barat lebih dari satu juta orang. Dalam Pilpres nanti, kata Acong, seluruh anggota diimbau tetap independen dan tidak melibatkan diri dalam dunia politik praktis.

"Capres atau Cawapres manapun boleh mereka pilih, namun dalam hal keorganisasian kita tetap memberikan pengarahan dalam masalah pendidikan politik," katanya.

Dijelaskannya, selama ini OI selalu mengadakan pertemuan dalam menyikapi sebuah politik yang bersih, termasuk sistem politik Indonesia, dan tentunya mendukung demokrasi. "Secara individu saya sendiri lebih cenderung tidak memihak," katanya.

Acong menyebutkan, selama ini Iwan mengharapkan kepada seluruh masyarakat yang tergabung dalam OI agar selalu menciptakan suasana kondusif di lingkungan masyarakat termasuk dalam Pilpres 2009 mendatang.

"Iwan lebih cenderung menciptakan suasana yang kondusif kepada anak-anak OI, dan dalam pemilihan nanti, dia mempersilahkan anggota organisasi ini untuk memilih siapa saja," ungkapnya.
(Sumber: kapanlagi.com)

Selanjutnya......

Sabtu, 09 Mei 2009

Sukses muskot Manado

Ass wr wb.
Salam Oi se-indonesia
Selamat kepada saudari HERLINA SENDUK terpilih sebagai ketua BPK Oi Manado ke 5 priode 2009-2011.
Semoga BPK Oi Manado sukses selalu

Makassar, 10 mei 2009
Hormat kami,



Muh Ihsan Mr dhedy (Ketua BPW Oi Sulsel)
Agussalim (Wakil Ketua BPW Oi Sulsel)
Soleh hasdin (Sekertaris BPW Oi Sulsel)

Selanjutnya......

Jumat, 08 Mei 2009


Kuatnya belenggu besi

Mengikat kedua kaki

Tajamnya ujung belati

Menujam di ulu hati

Sanggupkah tak akan lari walau akhirnya

Pasti mati

Di kepala tanpa baja di

Tangan tanpa senjata

Akh itu soal biasa yang

Singgah di depan mata kita


Lusuhnya kain bendera di

Halaman rumah kita

Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan

Banyaknya persoalan yang datang tak

Kenal kasian menyerang dalam gelap


Memburu kala haru dengan

Cara main kayu

Tinggalkan bekas biru lalu

Pergi tanpa ragu

Setan-setan politik kan datang mencekik

Walau dimasa pacekik tetap mencekik


Apakah slamanya politik itu kejam?

Apakah selamanya dia datang

'Tuk menghantam?

Ataukah memang itu yang sudah

Digariskan?

Menjilat, menghasut, menindas

Memperkosa hak-hak sewajarnya


Maling teriak maling sembunyi balik

Dinding pengecut lari terkencing-kencing

Tikam dari belakang lawan lengah

Diterjang lalu sibuk mencari kambing

Hitam


Selusin kepala tak berdosa

Berteriak hingga serak didalam ngeri

Yang congkak lalu senang dalang

Tertawa...he...he...he...he...

Selanjutnya......

FOTO FESTIVAL AKUSTIK Oi MAKASSAR














Anggota Kelompok Penyanyi Jalanan & Kelompok Oi Belantara Makassar (Jabo)

Foto: Kegiatan Oi Makassar adakan Festival Akustik Anak Negeri dengan Tema" Damai Kami sepanjang Hari Makassarku"

Selanjutnya......

Rabu, 06 Mei 2009

JEMPUT IWAN FALS


Penjemputa Iwan fals di Bandara Hasanuddin Makassar Acara Konser Damai ama Slank pada tanggal 3 Maret 2005 di Mandala Makassar

Selanjutnya......

Selasa, 05 Mei 2009

BINGUNG.......!!!!!

Aku melihat perkembangan politik sekarang ini ribut melulu tentang koalisi, namun dunia politik koalisi itu wajar saja apabila dalam indikasi ingin memperhatikan rakyat kalau hanya ingin kekuasan dan ambisi jabatan serasa menganiaya bangsa sendiri.

Kegelisahan yang saya liat udah jelas dalam percaturan politik tanah air kita mengutamakan kekuasaan yang tak beretika, kalau saya berpendapat apabila partai yang menang dalam pertarungan, partai itu aja yang menjalankan pemerintahan yang lain jadi oposisi.

Pandangan saya apabila partai menang dan berkoalisi serta menjalankan pemerintahan timbul persoalan baru misalnya bahwa partainyalah yang hebat bukan partai lain.
(Soleh Hasdin)

Selanjutnya......

Minggu, 03 Mei 2009

BERITA DUKA DARI GRESIK

KELUARGA BESAR BPW Oi & BPK Oi KOTA MAKASSAR
MENGUCAPKAN

Innalillahi wa'inna ilahi rojiun...telah berpulang ke rahmatullah Sdr kami JUNAEDI KACUNG (Oi RIMBA GRESHK) smoga amal ibadahnya diterima Allah SWT..amien yaa rabbal alamin.
Saya pribadi menyatakan turut berdukacita, smoga amal ibadah Junaedi K diterimaNya. dan kepada rekan-rekan Oi se Indonesia, sampaikan juga duka dan prihatin kepada keluarga yg ditinggalkan.semoga tabah dn sabar menerimanya..

SELAMAT JALAN SAUDARA............................................

Selanjutnya......