Rabu, 26 Agustus 2009

Konser Kemerdekaan Iwan Fals Jadi Malamnya Oi


Oleh Andri Oktavia

Malam yang benar-benar berkesan. Kesan tersebut terutama dirasakan oleh kalangan Oi (organisasi massa fans Iwan Fals -red). Pasalnya usai mengikuti kegiatan padat di Jambore III Oi selama dua hari sejak 15/8, malam puncaknya para peserta gelaran tersebut dihibur oleh konser Iwan Fals & Band, sebuah konser kemerdekaan yang bertajuk, Introspeksi: Hidup Bersama Harus Dijaga.

Massa Oi yang semenjak sore sudah bergabung dengan para fans Iwan Fals yang lainnya, sudah menanti-nanti kedatangan Iwan Fals. Mereka memadati Taman Arsipel, TMII, Jakarta.

Pengamatan iwanfals.co.id, tak kurang satu SSK petugas Polisi yang disiagakan di lokasi konser relatif tidak bekerja keras mengamankan jalannya konser, Satgas Oi yang tergabung dalam kepanitiaan bekerja cukup baik dan patut diacungi jempol.

Konsep pengamanan langsung panitia yang hampir sebagian besar berasal dari kalangan Oi, terbukti ampuh membantu konser berjalan lancar. Saat massa penonton mulai ”panas”, segera panitia yang diantaranya disebar di antara penonton, berupaya menenangkan penonton, hingga picuan rusuh, tak sempat terjadi. Padahal sekitar 10.000 fans Iwan Fals hadir malam itu. Acara konser tersebut, juga disiarkan secara live oleh tvOne, sehingga gaungnya bertambah santer.

Saat penonton benar-benar padat, konser yang ditunggu-tunggu belum juga dimulai. Namun, meski konser belum dimulai padahal para penonton sudah menunggu selepas Maghrib, mereka tetap tertib.

Mungkin mereka merasakan bahwa acara itu, adalah momen milik mereka, sehingga mereka tak memberi kesempatan ”pengacau” merusak acara dari mereka untuk mereka itu.

Sesekali diantara mereka tampak membuat kegiatan sendiri mengisi waktu, menunggu pukul 21.30, jadwal Iwan naik panggung. Yang tampak, mereka bernyanyi bersama, koor “saur..saur..saur...”, menertawai polah rekan-rekannya, dan sebagainya.

Sementara, di panggung acara penunjang, yang berlokasi di samping panggung utama, digelar acara Kabar Sepekan tvOne, dengan penampilan dari Krisyanto, Ipang, Molusca, yang didukung oleh Mini Orchestra Widya Kristianti.

Kabar Sepekan juga dimeriahkan dengan diskusi sejarah proklamasi, yang menampilkan Sejarahwan Anhar Gonggong, Murder (fotografer Iphoss), serta Mayjen Purn. Sukotjo. Teaterwan, Cornelia Agatha juga tampak membawakan beberapa puisi.

Waktu yang ditunggu pun tiba, pukul 21.30 Iwan Fals & Band naik ke panggung, ribuan fansnya tampak bersorak meneriakkan nama Iwan, sesekali juga meneriakkan nama musisi lainnya.

Kesan Iwan Fals sosok yang tidak sekedar dikagumi, melainkan juga dicintai fansnya, benar-benar terlihat. Beberapa fans yang berada di baris depan tampak berkaca-kaca, melihat dari dekat idolanya, terlebih butuh perjuangan, agar bisa berada di barisan depan penonton.

Iwan Fals & Band membuka penampilan mereka dengan medley sebagian awal lagu Bagimu Negeri disambung dengan lagu Bangunlah Putra-Putri Pertiwi. Berturut-turut lagu lainnya dinyanyikan Iwan, diantaranya, Kupaksa Untuk Melangkah dan Alam Malam. Khusus di lagu Alam Malam, Iwan tampak menyebut-nyebut nama rekannya, Mbah Surip dan WS Rendra.

Perlahan tapi pasti, penonton memperoleh keriangan yang diharapkan. Keringat diantara mereka juga mulai bercururan, karena bergoyang, mengibarkan bendera-bendera Oi, sembari koor.

Tak berapa lama kemudian, naik ke panggung Ustad Jefri Al Buchori, mengisi beberapa menit di malam itu, yang sekaligus malam kemerdekaan, dengan siraman rohani, disebutnya Tauziah.

Inti Tauziah, Jefry menyayangkan, meski bangsa Indonesia sudah merdeka, sesungguhnya manusianya masih dijajah oleh setan. Demikian pula pemimpinnya yang bahkan ada diantaranya masih berbuat demi kepentingan diri sendiri dan golongan. Dia berharap Allah membukakan pintu hati semua rakyat Indonesia, untuk menjadi bangsa yang merdeka sesungguhnya.

Acara berlanjut kembali, Iwan naik ke atas panggung. Dibawakannya Lagu Satu, Rubah, dan Negara, penonton perlahan juga mulai menurun emosinya, karena khusus di lagu Rubah, dengan aransemen lagu blues, betul-betul pas dibawa bergoyang pelan.

Sesudahnya, dibawakan tembang Suara Hati dan Untuk Para Pengabdi. Di lagu ini, Iwan tampak berkolaborasi dengan Ketua Oi, Digo. Disusul tembang Berasatulah Oi, yang diiringi oleh koor penonton, serta tembang Lingkaran Aku Cinta Padamu, di dua lagu ini tampak ikut serta personil Band Digo mengiringi.

Lagu syahdu, Nyanyian Jiwa lantas mengajak para penonon berdendang. Tidak hanya Iwan dan personil bandnya, tampak menghayati betul lagu ini. Uniknya, sepenjang gelaran musik ini, nyaris tak ada lagu yang tanpa disertai koor penonton, begitupun dengan lagu ini.

Lagu Nyanyian Jiwa seperti menjadi contoh dan teladan bagi para fans. Lagu ini sangat bernuansa tuntunan hidup, namun terkadang meledak-ledak, beberapa kelokan-kelokan nada membuat lagu ini jadi salah satu lagu yang paling ditunggu.

Dari ketukan drum Deni Kurniawan, jadi penanda sebuah lagu yang akan menyusul usai dendang Nyanyian Jiwa. Irama etnis lantas mulai menyambar, sesekali terasa ada suara gamelan dan kendang.

Lagu Hio lantas mulai dibawakan, sontak notasi maupun irama mengajak penonton kembali bergoyang. Lagu ini betul-betul ”berbau” musik tradisi, sangat asyik. Apalagi, Totok Tewel, sang punggawa gitar baru di band Iwan, menikmati betul lagu ini. Sesekali Totok sembari memainkan gitar juga tampak memejam mata, menghayati lagu. Betul juga usai lagu ini dibawakan rasanya tak ada kata yang bisa mewakili asyiknya lagu tersebut.

Beberapa lagu syahdu, lantas susul-menyusul dibawakan Iwan, menuju penghujung konser. Lagu tersebut, Kebaya Merah dan Kesaksian di luar lagu yang didendangkan untuk menghormati ”anak-anaknya” Oi, karena keesokannya mesti kembali ke daerah masing-masing di seluruh Indonesia. Lagu Kesaksian pun di-medley kembali dengan sebagian akhir lagu Bagimu Negeri sebagai pertanda berakhirnya konser.

Yang menjadi catatan konser malam itu, konser berjalan aman, lancar dan sukses. Tak bisa diukur dengan kata, ”keperkasaan” Iwan Fals & Band di atas panggung, serta semangat fans Iwan Fals malam itu. Luar biasa, jadi pas betul dengan tajuknya, Hidup Bersama Harus Dijaga.

Kehadiran Totok Tewel, jadi warna yang berbeda. Beberapa aksi panggung Tewel yang jadi ciri khasnya, mampu mengantarkan Iwan Fals sampai pada puncaknya yang maksimal. Meski semua personil band Iwan Fals malam itu tampil sempurna, sebuah pertunjukan musik yang asyik dan sangat berkelas.

Selanjutnya, Iwan Fals begitu prima. Tak tampak sisa kelelahan usai mengikuti berbagai acara terkait HUT Oi, maupun beberapa acara di luar Oi yang intensitasnya jadi meningkat di bulan Agustus ini.

Beberapa fans Iwan Fals yang ditemui iwanfals.co.id usai acara, rata-rata senada. Semuanya mengaku puas, dengan suguhan konser malam itu. Setidaknya seperti yang dikatakan oleh Wawan, peserta Jambore Oi asal Probolinggo. ”14 jam perjalanan saya menuju Jakarta, plus beberapa hari di Jambore yang cukup melelahkan betul-betul terbayar lunas malam ini,” urainya.

Khusus terkait Oi, dia mengaku agar Oi Crisis Center betul-betul bisa terwujud di semua BPK Oi tiga tahun mendatang, agar bakti Oi bagi masyarakat bisa semakin nyata. Disamping Jambore yang juga bisa lebih sering digelar, supaya bisa tergali potensi anak-anak Oi yang sesungguhnya amat banyak.

Bahkan, dia mengaku tidak masalah Iwan tidak menyanyikan dua buah lagu yang paling ditunggu-tunggu oleh kalangan fans malam itu, yaitu Bento dan Bongkar. ”Mungkin Mas Iwan punya pertimbangan lain, agar lagu tersebut tidak dinyanyikan. Lebih ke psikologi massa saja agar semuanya tetap damai hingga akhir,” urainya.

Sementara Sigit (27) yang tergabung di Oi Lampung mengaku sangat puas dengan tontonan malam itu, karena semua musisi tampil maksimal juga seperti kembali terkenang sosok Iwan di saat muda dulu, yang selalu tampil ”garang” di atas panggung. ”Malam ini semuanya kembali, Iwan Fals tampil energik dan terlihat seperti masa mudanya,” tambahnya.

Sigit yang datang dari Lampung bersama 15 orang rekannya menggunakan sepeda motor, merasa terbayar lunas semua kelelahan yang dialaminya di perjalanan. Apalagi, tema lagu-lagu yang dibawakan pas dengan Hari Kemerdekaan, ”Nasionalisme Iwan Fals belum habis, semua lagu yang diangkat malam ini sangat nasionalis. Terus berkarya bang Iwan!” urainya.

Selain Iwan Fals, dia mengaku sangat terkesan dengan penampilan Totok Tewel malam itu. ”Totok memberi karakter berbeda pada musik-musik yang dimainkan para musisi malam ini,” tambahnya.

Demikian pula dengan Lengkoy (35), fans Iwan yang juga anggota Oi Jakarta Timur. Baginya kesan malam konser tersebut sangat sulit diceritakan. Yang lebih menyenangkan lagi, beberapa hari digelarnya Jambore, dia jadi lebih mengenal Iwan Fals yang sangat rendah hati, karena Iwan sempat beberapa kali hadir di Jambore, bahkan berjoget bersama.

Dia juga berharap agar Iwan tetap terus eksis di belantika musik, terutama dengan mencipta lagi lagu-lagu bertema kritik sosial. Apalagi baginya, jadi begitu banyak yang perlu ”ditusuk” oleh Iwan Fals saat ini.

Disamping itu, dia juga mengaku rada kurang klop rasanya malam itu, karena Iwan Fals hingga akhir gelaran tetap enggan membawakan lagu Bento atau Bongkar. Dua buah lagu yang identik dengan seorang Iwan Fals. Meski rasa puas tetap tidak dipungkirinya malam itu melihat penampilan Iwan Fals & Band. Selamat Ulang Tahun Oi... Sumber:iwanfals.coi.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar