Jumat, 04 Juni 2010

Tentang Album Iwan Fals Cikal (REVIEW)


Pada tahun 1991 Iwan Fals memiliki keinginan yang kuat untuk merilis album barunya, padahal Iwan baru saja menyelesaikan proses rekaman dengan SWAMI II, Iwan Fals menyampaikan keinginan tersebut kepada Cok Rampal, Iwan yang akan membiayai semua biaya produksi album tersebut, Cok Rampal setuju asalkan tidak menyalahi kontrak dengan SWAMI II, pada saat itu belum tahu siapa saja musisi yang akan terlibat dalam album tersebut.

Cok mengusulkan Mates pada Bass, Gilang Ramadhan pada Drums dan Totok Tewel pada gitar, musisi yang lain nanti kita fikirkan di studio saja, Iwan Fals setuju, demikian dialog yang terjadi pada saat itu di Lembang, sambil teriak kegirangan Iwan menyebutkan satu persatu nama musisi pendukung albumnya “ Cok Rampal, Mates, Gilang Ramadhan, Totok Tewel “. Pada saat itu Iwan Fals dan Cok Rampal menyamakan persepsi, temanya nuklir, lagu pada saat itu belum ada, imajinasi berjalan, berfikir lebih serta kontemplasi. Akhirnya ketemulah Gins Studio. Pada saat proses mengerjakan album ini, begitu banyak menyita energi dan sangat melelahkan, terutama terjadi pada Iwan Fals dan Cok Rampal.

Ada sepuluh lagu yang terdapat dalam album Cikal ini yaitu pada side A : Intro, Untuk Yani, Cikal, Pulang Kerja, Alam Malam. Pada side B: Ada, Untuk Bram, Cendrawasih, Proyek 13, “ …..”

Gambar yang dibuat anaknya Iwan Fals yang bernama Annisa Cikal Rambu Basae dijadikan sebagai Ilustrasi cover dengan sampul yang dominan warna hitam, desain grafis oleh Work gallery dan fotografi oleh Harry Suliztiarto. Musisi yang ikut mendukung album Cikal Iwan Fals ini adalah Cok Rampal, Totok Tewel, Mates, Gilang Ramadhan, Embong Rahardjo, Yunus, Andi.

Album Cikal banyak menggunakan bunyi-bunyi symbol, sastranya sulit dicerna, register peralatannya banyak, ini adalah musik ambience yaitu musik suasana yang mewakili perasaan.

Dibuka dengan lagu Intro yang dinyanyikan Iwan hanya dengan akustik gitar-nya, gelap, terang, dan ruang, gitar kayu yang dimainkan melahirkan tanya dan selalu bertanya. Untuk Yani judul lagu ini didedikasikan terhadap Yani yang adalah seorang aktifis, lagu ini dikerjakan oleh Iwan Fals dan Mahesa Ibrahim atau yang akrab disapa Bram Nabi. Lagu dengan pattern ballad yang ceria, tiupan harmonika dari Cok Rampal semakin membuat kental nuansa ballad yang ada, Andi bermain harp blues. Pada komposisi Cikal , Iwan menggunakan instrument akustik gitar, tambourine, dan kelonongan sapi, Totok tewel menggunakan Timpani. Komposisi dengan judul Pulang Kerja dimana liriknya mencoba mendeskripsikan kehidupan manusia yang dinotasikan sebagai simbol-simbol seperti harimau, kucing hutan, berang-berang, tikus salju, dan kepasrahan manusia di dalam hidupnya yang diserahkan sepenuhnya kepada sang pencipta seperti liriknya berikut ini… duhai langit, duhai alam raya, kuserahkan langkahku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta ku percaya…, ada makna religi yang hadir di dalam lagu tersebut. Pada akhir lagu ada koor dari Cok Rampal, Totok Tewel dan Yunus, pada komposisi ini Iwan Fals menggunakan harmonika dan akustik gitar, Cok Rampal menggunakan slide gitar dan akustik gitar, Totok Tewel menggunakan elektrik gitar, Mates pada Bass, Gilang pada drums, serta Yunus menggunakan akustik gitar.

Alam Malam, komposisi ini dengan notasi lirik-lirik yang bercerita mengenai religi. Komposisi Ada, kembali menghadirkan tema religius seperti liriknya Ada yang ada, ada yang tak ada, nyatanya ada, nyatanya tak ada, antara ada antara tak ada, ada diantara ada dan tak ada…, ada atmosfir kengerian yang hadir dalam komposisi tersebut dimana Cok Rampal meniupkan terompet senterewe dan voice illumination, komposisi Ada adalah musik ambience. Pada akhir lagu frekuensi menjadi naik dengan eksplorasi pada sound elektrik gitar-nya Totok Tewel dan gebukkan drums-nya Gilang Ramadhan menutup komposisi tersebut.

Komposisi Cendrawasih, lirik lagu ini dimana Iwan Fals bercerita mengenai simbol sayap-sayap cinta, CoK Rampal bereksplorasi dengan instrument Hasapi yang menghasilkan frekuensi yang khas. Embong Rahardjo bereksplorasi dengan bunyi-bunyian yang keluar dari saxophone dan flute. Ada koor pada lirik sayap-sayap cinta membela bianglala…, sayap-sayap cinta membela cakrawala.., sayap-sayap cinta nuraninya..

Komposisi Proyek 13, dibuka dengan petikan bass-nya Mates dan tiupan saxophone-nya Embong, dinamakan proyek 13 karena pada saat itu pemerintah sedang mengerjakan proyek 12, berawal dari kondisi tersebut akhirnya lagu tersebut dinamakan Proyek 13, proyek 13 bercerita mengenai dampak dari rencana pemerintah terhadap pembangunan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) di Muria, kengerian terhadap pembangunan PLTN bila terealisasi, atmosfir kengerian tersebut di tuangkan dalam voice illumination dan bunyi-bunyian yang keluar dari terompet senterewe juga teriakan-teriakan Cok Rampal. Pada komposisi ini eksplorasi Mates pada bass-nya sangat luar biasa, Mates bermain dengan sound-sound bass-nya yang ajaib, bermain tidak seperti biasanya, Mates bereksplorasi dengan bass-nya dengan filosofis tokoh Semar di dalam pewayangan.

Komposisi “ ….. “ sebenarnya adalah merupakan bagian penutup dari komposisi dengan judul Intro, yang diletakkan pada pembuka album ini. Apresiasi masyarakat Jepang pada album ini sangat menarik dimana pada saat Iwan Fals, Cok Rampal, Totok Tewel dan Inisisri membawakan komposisi Proyek 13 di Shirataka Jepang, masyarakat Jepang yang menonton meng-apresiasinya dengan berdiri (standing) dengan tangan kanan diangkat keatas.

Best Wishes,

Jonny Herbart / 0818749607

Sumber :http://jonnyherbart.multiply.com/journal/item/268/Tentang_Album_Iwan_Fals_Cikal_REVIEW_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar