Sebutan legenda hidup untuk Iwan Fals memang bukan omong kosong semata. Terbukti di usia yang semakin bertambah, mantan pentolan Kantata Takwa itu masih bisa menyihir para OI (Orang Indonesia) dan mengajak untuk peduli lingkungan. Iwan saat itu hadir dalam penanaman pohon trembesi secara simbolis yang disambut gerimis di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Kamis (27/5).
"Wah, sudah disiram langsung dari atas nih," celetuk Iwan yang langsung naik ke panggung hiburan. Hujan deras akhirnya turun, namun air yang jatuh membasahi sama sekali tak menghalangi antusiasme penonton untuk melihat penampilan legenda musik tanah air ini. Sebaliknya mereka terus merangsek ke depan mencoba menyelimuti bibir panggung.
"Tiap tetes hujan ada malaikat yang menjaganya, maka kita semua harus turut menjaga pohon. Dan untuk OI harus menanam dan menjaganya," seru Iwan di penghujung lagu pertama Hutanku yang disambut tepuk sorai OI. Belum reda sorak sorai OI, lagu kedua Pohon Kehidupan digeber Iwan. Penonton makin menggila di lagu ketiga Siram Tanaman saat legenda hidup musik Indonesia itu turun dari panggung mandi air hujan dan mencium pohon yang ada di situ.
Aksi Iwan tak berhenti di situ. Untuk memuaskan fansnya, Iwan yang dijatah hanya membawakan tiga lagu, membuat kejutan. "Karena yang merusak tanaman para Bento maka saya akan menyanyikan lagu Bento. Syukur–syukur mereka mau sadar dan mau menanam pohon," teriak Iwan membuat para OI semakin merapat mendekati panggung.
Dan ternyata Bento bukanlah lagu terakhir yang ditampilkan oleh Iwan. "Tak lengkap rasanya lagu Bento sendiri maka harus ada pasangannya, Bongkar," teriak Iwan yang disambut sorakan para penonton. Itu baru lagu terakhir Iwan yang di akhir acara memberikan peralatan olah raga bulu tangkis secara simbolik kepada Camat Gajah, Demak, Kris Biantoro. (kpl/wwn/dka)
Sumber : http://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/indonesia/12896iwan_fals_
Sabtu, 05 Juni 2010
Iwan Fals Dukung Kegiatan Tanam Pohon
Jumat, 04 Juni 2010
CERITA PEMOTRETAN SAMPUL KASET KESEIMBANGAN
Di hari yang telah disepakati, saya bersama Angga Hadilaksananto berangkat menuju Leuwinanggung dengan diiringi hujan deras.
Sesampainya di Leuwinanggung, masih terlalu cepat.. Saya dan Angga memutuskan untuk mencari Indomaret atau Alfa mart terdekat untuk sekedar mencari bir.
Yeahh.. untuk pemotretan kali ini, jujur saja saya cukup tegang. Karena semuanya begitu mendadak. Jujur saja saya kurang persiapan.
Setibanya di depan Indomaret, kaleng yang dicari tidak ada.. " Arghhh!! menyebalkan sekali.."
Akhirnya saya membeli cocacola, sementara Angga sibuk bercerita tentang hubungan cintanya dengan seorang wanita..
Waktu menunjukkan jam 2 siang, dan telah tiba waktunya untuk bekerja. Memotret seorang idola Indonesia.
Sedikit sekali musisi atau selebriti yang bisa menggetarkan nyali saya ketika memotretnya.
Untuk kali ini, segalanya begitu berbeda..
Dengan sedikit gugup, saya memulai sesi pemotretan itu.
Iwan Fals tampak santai dan sesekali berkelakar. Suasana yang sedikit tegang pun perlahan cair cair.
Pemotretan berlangsung sampai menjelang malam. Dan kami pun pulang dengan tersenyum senang.
Sumber:http://melmanandthehippo.blogspot.com/2010/03/iwan-fals-keseimbangan.html
Album Iwan Fals 2010 ” KESEIMBANGAN”
Saya tidak bisa banyak berkata-kata setelah mendengar lagu-lagu dalam CD album terbaru Iwan Fals Keseimbangan yang launching pada 20 Februari 2010 di rumahnya desa Leuwinanggung Depok. Beberapa kali memutar dua belas lagu yang ada saya cukup berkomentar bahwa album ini kaya dengan musik. Tentu saja tetap diimbangi dengan materi lagu yang berkualitas dengan lirik-lirik yang sebagian kritis, namun lebih didominasi dengan lagu-lagu yang memberi pesan untuk kelestarian alam.
Album Keseimbangan ini sebenarnya memuat sepuluh lagu ‘lama’ dan dua lagu baru. Lagu lama yang saya maksud adalah lagu-lagu uncommercial Iwan Fals yang rekaman livenya banyak dimiliki penggemar. Namun lagu-lagu itu semua dikemas dalam racikan baru, fresh, clingg.. Dua lagu baru yang tidak pernah saya dengar sebelumnya adalah lagu Ya Allah Kami dan lagu berjudul unik, ^O^ yang disini mbak Yos (istri Iwan) ikut menjadi backing vocal.
Pada paragraf awal saya katakan album ini kaya dengan musik, mungkin karena ada Totok Tewel sebagai lead guitar yang membuat musiknya terasa berbingkai rock?. Namun tentu saja semua pemain band berperan besar dalam hidupnya lagu-lagu dalam album ini yaitu mas Heirrie (bass – yang juga melakukan mixing), mas Edi (keyboard) serta mas Deni (drum). Tapi aah.. saya bukan pengamat musik, hanya penikmat biasa saja yang cuma bisa mengatakan sebuah lagu enak atau tidak berdasar selera pribadi dan kadar sensitif gendang telinga saya.
Yaaaah, daripada berpanjang lebar.. ngomong ini dan itu yang kalau ndak sengaja salah ketik bisa-bisa menyinggung perasaan beberapa orang (hehehe)… lebih baik dengarkan sendiri lagu-lagu di album Keseimbangan ini, dan sampaikan atau simpan komentarmu.
Perhatian: dibawah ini rekomendasi saya PRIBADI lho ya, bukan titipan atau atas nama Iwan Fals, Tiga Rambu, manajemen atau tukang parkir di pasar hehe, lha wong saya ndak ada sangkut pautnya dengan mereka. Saya cuma penggemar biasa boss.. penggemar yang menikmati musik berkualitas dan lirik lagu yang inspiratif.. hehe..
Rekomendasi saya pribadi tentang album ini… Silahkan dibeli, lumayan bagus dan ndak begitu mengecewakan (itupun kalau punya uang, kalau belum ada uangnya, jangan nyolong.. dosa! mending pinjem kaset/cd punya temen). Album ini recomended untuk didengarkan dirumah, dimobil atau bahkan di warung-warung. Juga sangat recomended dimiliki untuk langsung disimpan tanpa dibuka plastik segelnya sebagai koleksi. Mengapa? karena desain cover album ini keren. Konsep cover yang belum pernah ada pada album-album Iwan Fals sebelumnya.
Tapi untuk sekarang album ini tidak dijual di toko kaset/cd. Album ini cuma bisa dibeli di kantor PT.Tiga Rambu yaitu di Leuwinanggung (rumah Iwan Fals), atau beli secara online melalui situs resmi Iwan Fals (iwanfals.co.id). Kenapa begitu? Karena Iwan Fals sekarang memilih jalur indie untuk distribusi album terbarunya. Iwan Fals mempunyai label sendiri yaitu Fals Record.
Musik bagus.. asik.. ajiiib, lirik oke, cover keren….. Benar-benar seimbang…. (meski kata beberapa kawan harganya ndak seimbang dengan kantong mereka :P )
Ini dia list lagu dalam album Iwan Fals KESEIMBANGAN
1. Suhu (lirik Subur Raharja)
2. Ya Allah Kami
3. Hutanku (lirik MS Kaban)
4. Pohon Untuk Kehidupan (lirik Muh. Ma’mun)
5. Tanam Siram Tanam
6. Ayolah Mulai
7. Aku Menyayangimu (lirik KH Mustofa Bisri)
8. ^O^
9. Sepak Bola
10. Kuda Coklatku
11. Jendral Tua
12. Malahayati (Lirik Endang Murdopo)
Sebagian besar lirik lagunya sudah pernah saya post di blog ini jauh sebelum album Keseimbangan rilis.
Sumber:http://chikalsetiawan.wordpress.com/2010/03/21/album-iwan-fals-2010-keseimbangan/
Tentang Album Iwan Fals Cikal (REVIEW)
Pada tahun 1991 Iwan Fals memiliki keinginan yang kuat untuk merilis album barunya, padahal Iwan baru saja menyelesaikan proses rekaman dengan SWAMI II, Iwan Fals menyampaikan keinginan tersebut kepada Cok Rampal, Iwan yang akan membiayai semua biaya produksi album tersebut, Cok Rampal setuju asalkan tidak menyalahi kontrak dengan SWAMI II, pada saat itu belum tahu siapa saja musisi yang akan terlibat dalam album tersebut.
Cok mengusulkan Mates pada Bass, Gilang Ramadhan pada Drums dan Totok Tewel pada gitar, musisi yang lain nanti kita fikirkan di studio saja, Iwan Fals setuju, demikian dialog yang terjadi pada saat itu di Lembang, sambil teriak kegirangan Iwan menyebutkan satu persatu nama musisi pendukung albumnya “ Cok Rampal, Mates, Gilang Ramadhan, Totok Tewel “. Pada saat itu Iwan Fals dan Cok Rampal menyamakan persepsi, temanya nuklir, lagu pada saat itu belum ada, imajinasi berjalan, berfikir lebih serta kontemplasi. Akhirnya ketemulah Gins Studio. Pada saat proses mengerjakan album ini, begitu banyak menyita energi dan sangat melelahkan, terutama terjadi pada Iwan Fals dan Cok Rampal.
Ada sepuluh lagu yang terdapat dalam album Cikal ini yaitu pada side A : Intro, Untuk Yani, Cikal, Pulang Kerja, Alam Malam. Pada side B: Ada, Untuk Bram, Cendrawasih, Proyek 13, “ …..”
Gambar yang dibuat anaknya Iwan Fals yang bernama Annisa Cikal Rambu Basae dijadikan sebagai Ilustrasi cover dengan sampul yang dominan warna hitam, desain grafis oleh Work gallery dan fotografi oleh Harry Suliztiarto. Musisi yang ikut mendukung album Cikal Iwan Fals ini adalah Cok Rampal, Totok Tewel, Mates, Gilang Ramadhan, Embong Rahardjo, Yunus, Andi.
Album Cikal banyak menggunakan bunyi-bunyi symbol, sastranya sulit dicerna, register peralatannya banyak, ini adalah musik ambience yaitu musik suasana yang mewakili perasaan.
Dibuka dengan lagu Intro yang dinyanyikan Iwan hanya dengan akustik gitar-nya, gelap, terang, dan ruang, gitar kayu yang dimainkan melahirkan tanya dan selalu bertanya. Untuk Yani judul lagu ini didedikasikan terhadap Yani yang adalah seorang aktifis, lagu ini dikerjakan oleh Iwan Fals dan Mahesa Ibrahim atau yang akrab disapa Bram Nabi. Lagu dengan pattern ballad yang ceria, tiupan harmonika dari Cok Rampal semakin membuat kental nuansa ballad yang ada, Andi bermain harp blues. Pada komposisi Cikal , Iwan menggunakan instrument akustik gitar, tambourine, dan kelonongan sapi, Totok tewel menggunakan Timpani. Komposisi dengan judul Pulang Kerja dimana liriknya mencoba mendeskripsikan kehidupan manusia yang dinotasikan sebagai simbol-simbol seperti harimau, kucing hutan, berang-berang, tikus salju, dan kepasrahan manusia di dalam hidupnya yang diserahkan sepenuhnya kepada sang pencipta seperti liriknya berikut ini… duhai langit, duhai alam raya, kuserahkan langkahku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta ku percaya…, ada makna religi yang hadir di dalam lagu tersebut. Pada akhir lagu ada koor dari Cok Rampal, Totok Tewel dan Yunus, pada komposisi ini Iwan Fals menggunakan harmonika dan akustik gitar, Cok Rampal menggunakan slide gitar dan akustik gitar, Totok Tewel menggunakan elektrik gitar, Mates pada Bass, Gilang pada drums, serta Yunus menggunakan akustik gitar.
Alam Malam, komposisi ini dengan notasi lirik-lirik yang bercerita mengenai religi. Komposisi Ada, kembali menghadirkan tema religius seperti liriknya Ada yang ada, ada yang tak ada, nyatanya ada, nyatanya tak ada, antara ada antara tak ada, ada diantara ada dan tak ada…, ada atmosfir kengerian yang hadir dalam komposisi tersebut dimana Cok Rampal meniupkan terompet senterewe dan voice illumination, komposisi Ada adalah musik ambience. Pada akhir lagu frekuensi menjadi naik dengan eksplorasi pada sound elektrik gitar-nya Totok Tewel dan gebukkan drums-nya Gilang Ramadhan menutup komposisi tersebut.
Komposisi Cendrawasih, lirik lagu ini dimana Iwan Fals bercerita mengenai simbol sayap-sayap cinta, CoK Rampal bereksplorasi dengan instrument Hasapi yang menghasilkan frekuensi yang khas. Embong Rahardjo bereksplorasi dengan bunyi-bunyian yang keluar dari saxophone dan flute. Ada koor pada lirik sayap-sayap cinta membela bianglala…, sayap-sayap cinta membela cakrawala.., sayap-sayap cinta nuraninya..
Komposisi Proyek 13, dibuka dengan petikan bass-nya Mates dan tiupan saxophone-nya Embong, dinamakan proyek 13 karena pada saat itu pemerintah sedang mengerjakan proyek 12, berawal dari kondisi tersebut akhirnya lagu tersebut dinamakan Proyek 13, proyek 13 bercerita mengenai dampak dari rencana pemerintah terhadap pembangunan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) di Muria, kengerian terhadap pembangunan PLTN bila terealisasi, atmosfir kengerian tersebut di tuangkan dalam voice illumination dan bunyi-bunyian yang keluar dari terompet senterewe juga teriakan-teriakan Cok Rampal. Pada komposisi ini eksplorasi Mates pada bass-nya sangat luar biasa, Mates bermain dengan sound-sound bass-nya yang ajaib, bermain tidak seperti biasanya, Mates bereksplorasi dengan bass-nya dengan filosofis tokoh Semar di dalam pewayangan.
Komposisi “ ….. “ sebenarnya adalah merupakan bagian penutup dari komposisi dengan judul Intro, yang diletakkan pada pembuka album ini. Apresiasi masyarakat Jepang pada album ini sangat menarik dimana pada saat Iwan Fals, Cok Rampal, Totok Tewel dan Inisisri membawakan komposisi Proyek 13 di Shirataka Jepang, masyarakat Jepang yang menonton meng-apresiasinya dengan berdiri (standing) dengan tangan kanan diangkat keatas.
Best Wishes,
Jonny Herbart / 0818749607
Sumber :http://jonnyherbart.multiply.com/journal/item/268/Tentang_Album_Iwan_Fals_Cikal_REVIEW_
Gayus dan Susno di Konser Iwan Fals
“Berikut adalah lagu yang membuat saya memutuskan bahwa musik adalah jalan hidup yang harus saya tempuh.
Oemar Bakrie!” ujar Iwan dari atas pentas, sebuah prolog yang serta merta disambut histeria penonton, yang sebagian besar memang penggemar fanatik Iwan.
Dalam setiap pentasnya, musisi gaek itu memang senang memberi pengantar di tiap lagu.
Maka, wajar jika pentas I Like Monday, Senin (31/5) itu, menjadi beda dari biasa.
Pengunjung yang datang dari beragam umur menjadikan suasana konser lebih riuh.
Sebagian besar ikut bernyanyi bersama Iwan, dan bila lagunya bertempo cepat, mereka yang berdesak-desakan di bagian depan bergoyang dan ikut berlompatan menirukan gaya sang idola.
Semua tampak sumringah, melepas kangen dengan penyanyi pujaan yang sudah jarang melakukan konser besar.
Iwan yang didampingi empat pemain tambahan muncul dengan kualitas musik mumpuni.
Dari satu lagu ke lagu lain, Iwan memberi kalimat pengantar, yang diselingi senyuman khas.
Bukan hanya sosok karismatiknya yang masih memesona, namun tiupan harmonikanya pun masih sanggup membuat penonton terpana. Karena itu, tak heran, tiap kali Iwan meniup alat mungil itu, sorakan pengunjung Hard Rock kian menggema.
Lagu-lagu lawas menjadi incaran penonton untuk diikuti dan mendapat iringan sing along.
Contohnya lagu Mata Indah Bola Pingpong, Oemar Bakrie, Pesawat Tempur, Tikus-tikus Kantor, Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarmu, hingga Bento.
Di lagu yang bertema kritik, sesekali terselip sindiran anyar, sebuah kritik yang relevan dengan kondisi Indonesia sekarang.
Pada lagu Tikus-tikus Kantor, misalnya, Iwan mengganti lirik lama menjadi Gayus dan Susno.
Ya, dua nama itu disebut berulang-ulang oleh musisi itu sambil tertawa. “Ampun pemerintah! Sudah banyak sekali masalah di negeri ini.
Mulai dari masalah HAM, korupsi, hingga budaya pohon yang sering ditebangi. Padahal, semestinya kita menjaganya.
Karena satu pohon sungguh berarti. Mari kita tanam pohon, dan tentu jangan lupa menyiramnya,” papar Iwan di sela-sela lagu.
Selain kreatif memberi kritik terhadap kondisi sosial negara ini, Iwan yang usianya sudah tak lagi muda, mulai aktif memberi perhatian pada isu-isu lingkungan.
Untuk prolog kasus lingkungan itu, Iwan sengaja mengambil jeda yang cukup lama.
Di konser itu, ia bercerita panjang lebar tentang keprihatinannya pada kasus pembabatan hutan.
Untuk menangkalnya, ia baru saja turut serta dalam aksi penanaman pohon di Demak.
Sebuah prolog yang ia susul dengan membawakan lagu Pohon Kehidupan. Karena disebut sebagai lagu terakhir, sontak tidak ada penonton yang beranjak.
Namun karena penggemarnya terus berteriak, meminta konser dilanjutkan, Iwan yang tadinya sudah bersiap menghilang dari pentas kembali memetik gitar.
Tepuk tangan kembali berkumandang. Lagu Satu-satu yang memiliki beat slow ia bawakan dengan penuh penghayatan.
Kami menilai semua lagu yang Iwan bawakan malam tersebut ia hayati dengan baik, khususnya di lagu Seperti Mata Dewa dan Kasihku.
Menonton Iwan secara live memang pengalaman menyenangkan dan tentu meninggalkan kesan.
rai/L-4
Sumber :http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=53605
Selanjutnya......
IWAN FALS MENANAM JANGAN LUPA DISIRAM
Namun Iwan meminta doa dan dukungan atas proses yang berlangsung. Sepertinya musisi senior yang kini aktif mengkampanyekan penghijauan lingkungan ini bertekad mengikuti proses hukum yang telah berjalan.
“Ya doainlah,” tukasnya.
Iwan Fals dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan gugatan pelanggaran hak cipta lagu Bencana Alam. Saat tampil di TVOne, 16 Oktober 2009 silam, display sticker mencantumkan nama Iwan Fals sebagai pencipta lagu.
Padahal, lagu tersebut merupakan ciptaan Toto Goenarto yang akhirnya melayangkan gugatan ke Polda Metro Jaya. Toto melaporkan secara pidana dan juga menggugat secara perdata ke Pengadilan Niaga.
Toto sendiri telah menjalani pemeriksaan pada 7 Mei 2010 silam dan kembali memenuhi panggilan polisi untuk melengkapi pemeriksaan pekan lalu. Sejauh ini, pihak penyidik belum memanggil Iwan Fals untuk memberikan keterangan.
(nov)