Oleh : Teguh Siswoharsono
Bertempat di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada, Jakarta, pada Jumat (14/8) silam, Iwan Fals (47) menampilkan puisi karya Remy Soetansyah. Iwan membawakan dua karya Remy berjudul Buku Harian Bangkai dan Surat Kepada Mabuk dalam format musikalisasi puisi.
Acara ini digagas Lembaga Katha Cakti. Yaitu sebuah lembaga berkumpulnya orang-orang kreatif yang menggeluti dunia jurnalistik, komunikasi, periklanan dan televisi yang berasal dari alumni Sekolah Tinggi Publisistik (STP) yang kini bernama Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Iwan Fals merupakan salah satu alumni sekolah tersebut.
Tepuk tangan membahana di pelataran belakang Gedung Arsip Nasional manakala gitar Iwan mulai berdenting. Sekitar kurang lebih 150 orang yang hadir untuk menyaksikan acara ini seperti penasaran, ingin tahu bagaimana Iwan Fals membawakan puisi Remy. Terkejut itulah reaksi yang muncul. Pasalnya, penonton tak menyangka Iwan akan mebawakan puisi berjudul Buku Harian Bangkai dengan kedalaman yang pekat.
Sementara saat membawakan Surat Kepada Mabuk, puisi yang lebih bertutur soal cinta, Iwan membawakannya dengan lebih ringan dan riang. Seperti pesan yang tertuang dalam lirik-lirik puisi itu.
“Bangkai berlapis-lapis bangkai. Di atasnya bulan bertengger lunglai. Semerbak kembang busuk menebar. Luka menari seharum darah segar. Dan seonggok waktu bangkit. Mengalir, menjalar, menuntunku. Mencari asalnya yang rumit. Dan dengarkan ia berkotbah.” Itulah penggalan puisi yang dibawakan Iwan Fals. Terasa berat dan nanar mengawinkan nada-nada dalam gitar dengan kata-kata di puisi itu. “Oke saya mau puisi yang ini. Pokoknya urusan bunyi, itu tanggung jawab aku,” ungkap Iwan kepada Remy saat Remy meminta untuk membawakan karyanya.
Bisa dibilang penampilan Iwan juga yang sempat “memakan korban’ tepatnya saat membacakan puisi cinta berjudul Surat Kepada Mabuk. Rosiana Silalahi sebagai host yang berpasangan dengan Andy F Noya menyangka Iwan sudah selesai membawakan puisi. Rosiana baru mengajak penonton untuk bertepuk tangan. Dengan tenang Iwan bilang pada Rosiana, NB-nya belum dibaca. Heboh tentu saja. Tapi untunglah, seluruh yang hadir di situ bisa dibilang satu keluarga yang kebanyakan alumunus STP/IISIP.
Untuk menutup kekeliruannya, dengan ringan Rosi ikut menari dan menyanyi puisi yang dibawakan Iwan Fals. Usai membacakan puisi, Iwan Fals langsung diberondong pertanyaan Andy F Noya dan Rosiana Silalahi. “Iwan Fals tidak lulus sekolah dari STP saja begini hebatnya. Bagaimana kalau lulus? Termasuk saya juga tidak lulus,” celoteh Andy F Noya.
Lantas Andy menanyakan alasan Iwan bersedia membawakan puisi karya Remy. Sambil tertawa Iwan menyusuri masa lalu saat sekolah di STP. ”Saya dulu waktu kuliah di STP dua kali di plonco sama Remy. Sempat masuk, keluar, terus masuk lagi,” tutur Iwan.
Selain Iwan Fals, musisi, seniman dan tokoh penting lain yang turut ambil bagian dalam acara tersebut adalah Slamet Rahardjo, Sawung Jabo, Doel Sumbang, Fauzi Bowo, Amin Kamil, Happy Salma, Marcella Zalyanti, Astari Rasyid, Arifin Panigoro, Ray Sahetapy, Todung Mulya Lubis, Sri Mulyani, Minerva & Aminoto Kosin, Doddy Katamsi, Miranda Gultom dam Rachel Maryam.
Melihat penampilan mereka, Remy Soetansyah mengaku senang. Pasalnya mereka tidak kehilangan jati diri dan tetap bisa membawakan puisi itu seperti yang Remy mau. “Saya senang, penampilan mereka hebat dan bagus. Dan yang terpenting, mereka tetap menjadi diri sendiri,” ungkap Remy. Selamat ya, Mas Remy!
Sabtu, 16 Januari 2010
Iwan Fals Dalam Musikalisasi Puisi Remy Soetansyah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar