ebagai salah satu organ independen di Oi, Oi Crisis Center (OCC) sudah membuktikan kiprahnya hadir di tengah-tengah masyarakat korban bencana yang membutuhkan uluran tangan dari para relawan. Oleh karena itu, tak berlebihan kiranya, jika OCC diharapkan terus hadir menggenapi keberadaan Oi.
Didit, Pimpinan OCC kepada iwanfals.co.id mengakui ketika bencana gempa Padang terjadi, tak berapa lama pihaknya merespon dengan memberangkatkan personil OCC, tepatnya dua hari setelah kejadian gempa Padang, setelah sebelumnya sebuah rapat persiapan digelar malam harinya.
OCC tampaknya memang tidak ingin lambat dalam merespon bencana. Terutama karena banyak korban gempa yang sedang benar-benar membutuhkan pertolongan saat itu.
Rencanannya, OCC tetap akan dipertahankan keberadaannya di Padang, hingga awal November, hingga tuntas masa pemulihan tahap pertama. Bahkan OCC berencana mengoptimalkan bantuannya, berkoordinasi dengan Satkorlak PB I, Satkortlak PB II, agar bisa membantu mendistribusikan logistik di lapangan.
Dari pengalamannya, Didit mengeluhkan banyaknya bantuan yang datang ke Padang, namun tidak tepat sasaran. Dicontohkannya, bantuan yang datang terutama makanan, ternyata banyak yang kadaluarsa. Disamping itu, dia juga mengeluhkan banyak lembaga bantuan yang menyalurkan langsung bantuannya ke para korban, hingga penyaluran bantuan jadi simpang siur.
Selain itu, banyak lembaga yang tidak mau berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam mengirimkan bantuannya. Ini yang salah satunya membuat bantuan tidak tepat sasaran.
Contoh paling nyata tidak tepatnya bantuan masyarakat terhadap para korban, ada yang mengirim bantuan berupa minyak goreng. Namun sayangnya bagaimana para korban bisa memasak, sementara gas tidak ada.
Padahal, jika lembaga-lembaga tersebut mau meminta data kebutuhan korban dan keluarganya di Puskodalops BNPB di kabupaten dan propinsi, masalah-masalah tersebut tidak bakal terjadi. ”Mereka malas mencari data, itu saja sih yang saya lihat,” tambahnya.
Semenjak awal masa tanggap darurat hingga kini, puluhan relawan OCC diterjunkan untuk melakukan bantuan kepada para korban. Mereka adalah para relawan OCC asal BPK Oi Jakarta, Lampung, Medan, Jambi, dan Bengkulu. Semuanya berjumlah tak kurang 50 orang, di luar BPK Oi Padang yang jumlahnya mencapai 80 orang.
Kerja OCC tidak sekedar menyalurkan bantuan, melainkan juga melakukan pemulihan atau konseling, terhadap para pengungsi. Ini yang menurutnya salah satu bentuk keperdulian lain dari OCC.
Ditambahkan Didit, terkait kendala kerja relawan OCC, di lapangan menurutnya sama sekali tidak ada. Bahkan OCC juga sudah menyalurkan bantuan sekitar Rp 15 juta, yang didonasikan ke para korban.
Bantuan tersebut sepenuhnya disalurkan bagi dukungan transportasi. Hal ini penting karena hampir seluruh NGO, sesudah minggu kedua setelah bencana, sebagian besar sudah pulang ke daerahnya masing-masing.
Keberadaan OCC di Padang, saat ini berada di bawah kendali BNPB. Sehingga, semua kebijakan OCC di lapangan akan selalu dikoordinasikan dengan BNPB. ”OCC tidak bekerja sendiri, melainkan selalu berkoordinasi,” urainya.
Uniknya, bagi sebagian relawan mungkin saja mengalami banyak kendala termasuk kekurangan logistik di lapangan hingga mempengaruhi kerja mereka di lapangan. Namun bagi OCC, menurut Didit justru sebaliknya, pihaknya tak kekurangan sedikitpun.
Apa yang dialami oleh para relawan OCC, ditengarainya merupakan salah satu imbas dari karisma yang baik dari Iwan Fals, yang pribadinya diterima oleh banyak kalangan. ”Sehingga buntutnya kita jadi mudah diterima oleh banyak pihak juga,” urainya.
Di Padang, para relawan OCC disebar ke seluruh wilayah Sumatera Barat. Dengan dua Posko Utama yang berada di Satkorlak PB I, kantor Gubernur, serta berada di Satkorlak PB II, Padang Pariaman. Bahkan, hingga sekarang OCC masih menyalurkan bantuan ke Solok dan Pariaman.
Disamping bertanggungjawab mendistribusikan logistik kepada korban gempa, OCC juga membantu percepatan pulihnya birokrasi. Untuk tugas tersebut disyukurinya, OCC bahkan sudah memperoleh fasilitas pelayanan cepat dari Kabulog Sumbar. ”Sehingga jika pengungsi membutuhkan barang bisa dengan mudah disalurkan,” tambahnya.
Uniknya, Didit merasa tak sepaham akan adanya kabar keterlambatan penyaluran bantuan yang terutama dikarenakan birokrasi penyaluran bantuan yang panjang dan lama.
Sebab menurutnya yang menyebabkan lambannya penyaluran bantuan di awal gempa Sumbar, terutama karena kapal logistik dari pelabuhan Tanjung Priok, di tengah laut mengalami badai. Sehingga kapal-kapal tersebut tidak bisa segera bersandar ke Pelabuhan Teluk Bayur.
Ikhwal kabar yang meresahkan, kelambatan bantuan karena birokrasi yang sulit, bahkan Humas Padang Pariaman dan Humas Kegubernuran SUMBAR, juga pernah meminta bantuan OCC untuk menjawab berita-berita yang bersumber dari salah satu stasiun TV. ”Karena kejadiannya memang faktor alam, ya itu tadi kapal yang tak bisa segera bersandar karena ada badai, bukan yang lainnya,” tambahnya.
OCC menurut Didit, sengaja berkonsentrasi menangani korban gempa terutama pada bidang transportasi. Ini karena menurut pertimbangan, dari sekian banyak relawan yang datang ke Padang, tidak banyak yang peduli dengan masalah transportasi.
Padahal menurutnya, transportasi inilah yang paling penting. Dishub Sumbar sendiri menurutnya mengakui hanya memiliki lima buah truk yang dibagikan ke delapan kabupaten. ”Bisa dibayangkan sulitnya menangani para korban gempa dengan armada truk yang minim,” tambahnya.
Selain OCC, salah satu lembaga besar lain yang peduli dengan transportasi adalah IOM (International Organization for Migration). Lembaga tersebut bahkan menyewa hingga 50 truk selama satu bulan setelah gempa.
Diakuinya, dukungan dari Iwan Fals sendiri, sangatlah berarti. Iwan menurutnya memiliki perhatian yang sangat besar, terhadap bencana dan keterlibatan OCC sebagai relawan. Setiap harinya, Didit menyatakan bahwa Iwan selalu berkoordinasi dengan OCC. Bahkan, menurutnya Iwan selalu berpesan dan menegaskan, agar keberadaan OCC jangan sampai membuat susah orang.
Selanjutnya, menurut Digo, Ketua BPP Oi, keberadaan OCC saat ini mutlak dan mesti terus ada. Karena banyak orang yang masih mengedapankan idealismenya. Dia juga mengiyakan, keberadaan OCC jadi semakin penting manakala semakin seringnya, bencana terjadi di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, dia mengaku sangat percaya, jika OCC bertahan dengan idealismenya, OCC akan tetap eksis. Dia bahkan menyatakan, boleh saja ada perubahan di kepengurusan, namun secara kelembagaan sebaiknya OCC memang mesti terus ada.
Bahkan, dia menilai para rekan OCC-nya diakuinya cukup berani menggunakan nama Oi Crisis Center (OCC). Saat ini, OCC adalah lembaga non departemen yang berdiri sendiri. Bahkan kedepannya, OCC diharapkan akan bersandar ke Basarnas, atau ke BNPB. Karena yang terpenting adalah ”semangat untuk bekerja”.
Sabtu, 21 November 2009
Idealisme OCC, Bukti Eksistensi Yang Mesti Dipertahankan
SEMUA ADA SOLUSINYA
EMUA ada solusinya. Semua ada jalan keluarnya. Itulah kalimat yang diucapkan Iwan Fals (47) kepada tim redaksi iwanfals.co.id pada Rabu (17/6) lalu di acara Ngopi Bareng Iwan Fals di kediamannya di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok.
Iwan lebih lanjut juga mencontohkan bahwa setiap orang punya solusi sendiri setiap menghadapi masalah. “Saya kalau lagi suntuk lagi sumpek biasanya tarik nafas panjang, berbaring rileks sebentar. Setelah itu, hilang rasa sumpek dan pusingnya,” ungkap pria kelahiran 3 September 1961 ini.
Masih menurut Iwan, jika setiap individu di negeri ini punya solusinya, maka Bangsa Indonesia yang sedang menghadapi multi-krisis pun harusnya punya solusi juga. Karena bangsa itu terdiri dari orang-orang. Kumpulan dari orang-orang. “Jika setiap orang punya solusi, maka bangsa pun juga punya solusi,” cetusnya.
Disadari bersama, negeri ini yang sedang menghadapi hajatan besar Pilpres, butuh dana besar. Sementara di satu sisi, persoalan yang menggerogoti bangsa juga terus berlangsung. Nyaris tak ada yang mulus di setiap departemen.
Macam-macam persoalannya. Di dunia kesehatan, banyak penyakit. Di bidang olahraga juga kurang sehat. Di bidang keuangan, malah sering tekor. Di jalur hukum, tak jarang menyimpang. Soal kedaulatan negara, banyak ulat. Banyak ulat yang mencoba menggerogoti eksistensi NKRI. “Jadi jangan khawatir, pasti ada jalan keluarnya,” ujar Iwan menenangkan.
Yang membuat si legenda musik Indonesia ini tenang, adalah karena bangsa Indonesia hanya mengalami dua musim. Tidak seperti di negara lain yang punya 4 musim. Untuk hidup tidak harus berjuang terlalu keras. Berbeda dengan penduduk Eskimo yang harus berburu beruang untuk dijadikan baju. Setiap kali membuat makanan atau minuman harus segara disantap soalnya bisa cepat dingin dan berjamur.
Di Indonesia lebih santai, bisa hidup. “Sedangkan di sini, kita buka baju saja masih bisa hidup. Tak usah jauh-jauh, padi bisa ditanam sendiri. Sayuran tinggal petik. Musim cuma dua. Matahari berlimpah, air berlimpah. Sesungguhnya, kita tak harus menggali seluruh sumber daya alam kita, itu pun masih bisa hidup. Untuk apa emas diambil? Boleh diambil tapi secukupnya saja. Yang penting untuk kebutuhan saja. Jangan memenuhi keserakahan. Kalau semua isi bumi, dan kekayaan alam yang lain di ambil, bumi bisa mati. Contoh saja, kalau manusia kumisnya dicukur, jenggot di cukur, alis dicukur, semua rambut yang tumbuh dicukur. Usus diambil, hati diambil, paru-paru diambil, gimana jadinya. Bumi pun seperti itu,” ungkap Iwan Fals.
Harapan Iwan Fals: "Pemilu 2014, Lima Partai Saja"
Pemilu legislatif yang baru saja digelar 9 April lalu menyisakan beberapa catatan penting. Di lapangan, misalnya, masyarakat mengalami kesulitan lantaran terlalu besarnya ukuran kertas pilihan, sementara ruang tempat mencontreng terlalu sempit. Kesulitan itu bukan saja dialami pihak pemilih tapi juga panitia pemilihan umum dalam hal ini KPU (Komisi Pemilihan Umum -red). KPU mengalami kesulitan secara teknis dalam pelaksanaannya. Biaya pelaksanaan juga jadi membengkak. Hal ini jelas akan membebani negara untuk menggelar Pemilu.
Setelah terjadi Pemilu, realitasnya pun hanya lima partai saja yang mendapat pemilih cukup besar. Berdasarkan kenyataan ini, untuk Pemilu 2014 sebaiknya partai-partai itu disederhanakan menjadi lima partai saja. Yaitu, Partai Ketuhanan, Partai Kemanusiaan, Partai Persatuan, Partai Kerakyatan dan Partai Keadilan. Partai-partai itu dipetik dari Pancasila. Nama sistem demokrasinya menganut demokrasi Pancasila. Itulah buah pikiran Iwan Fals yang diungkapkan kepada wartawan iwanfals.co.id.
Masih menurut Iwan Fals, kita tak perlu pusing mencari bentuk-bentuk. “Kita sudah memiliki modal besar dan panduan yang pasti dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila. Jadi partai-partai yang ada tinggal bekerja untuk sila-silanya.
“Kenyataan multi partai, kita mengalami kesulitan. Akhirnya bikin bingung. Saya berpikir, kenapa tidak disederhanakan saja. Kita sepakat Pancasila, sebagai modal bernegara. Berdasarkan penelitian. Nilai ke-Indonesia-an. Kenapa butir-butir Pancasila tidak dikembangkan menjadi partai-partai itu? Misalnya, Partai Ketuhanan, Partai Keadailan, Partai Persatuan, Partai Kemanusiaan dan Partai Kerakyatan. Semua orang Indonesia bekerja untuk itu. Menurut saya, itu warna kita yang benar-benar berbeda dengan Amerika yang cuma dua, Demokrat dan Republik. Kita jadi punya ciri khas sendiri. Dan yang pasti lebih sederhana,†papar Iwan Fals dengan semangat.
Untuk menyederhanakan menjadi 5 partai perlu dilakukan fusi bukan lagi koalisi, berdasarkan nilai-nilai yang diperjuangkan. Jadi partai-partai yang memiliki spirit perjuangan sama melebur jadi satu partai. Seluruh partai yang berlandaskan keagamaan, misalnya, masuk Partai Ketuhanan, partai-partai yang lebih menyuarakan persatuan; masuk Partai Persatuan dan seterusnya. “Saya berharap ini jadi pekerjaan rumah para legislatif. Pada tahun 1955, kita pernah mengalami itu. Kalau dari kaca mata itu, kita mengalami kemunduran. Toh pada akhirnya tinggal empat partai yang berkoalisi. Itu sudah paling banyak. Kalau dari pagi sudah dibentuk lima partai tak perlu lagi ada koalisi lagi. Sudah langsung main. Soal teknisnya gimana nanti,“ tandas Iwan Fals.
Pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan menyangkut sistem pemerintahan. Kita mau menganut sistem presidensial atau parlementer, harus jelas. “Juga harus disegerakan presidensial atau parlementer. Ada yang bilang sistem sekarang ‘banci’. Mesti dipastiin buru-buru supaya tidak menimbulkan polemik berkepanjangan. DPR harus bikin aturan main, jadi nanti lembaga tinggi negara yudikatif dan eksekutif, sehingga tidak terjadi lagi debat kusir. Tafsir bisa banyak sekali. Saya tidak bisa menjelaskan tafsir pasal-pasal itu. Orang harusnya sudah kerja tapi masih ngomong pasal-pasal,†tutur Iwan Fals.
Selain perlunya penyederhanaan partai, Iwan juga berharap perlu adanya penyederhaan peraturan. Menurutnya, peraturan yang sekarang berlaku, peraturan apapun, terlalu rumit. Peraturan idealnya harus bisa dipahami semua golongan dan lebih sederhana. Jadi jangan membuat peraturan yang hanya bisa dipahami orang berpendidikan saja. Tapi juga masyarakat yang berpendidikan rendah.
“Segeralah dipastikan peraturan itu. Ada yang bilang warisan Belanda lah dan lain-lain. Ini tugas kaum yudikatif. Kalau banyak tafsir malah menjerumuskan. Setelah dibentuk aturan main, dibuat buku saku di mana setiap warga negara bisa mengantongi untuk dipelajari. Jadi tahu mana yang salah dan benar,†ujar Iwan Fals. Yang terjadi kata Iwan, “Kadang-kadang bahasa hukum susah. Ini tantangan buat pembuat peraturan. Jadi yang mengawasi peraturan juga memahami,†lanjutnya.
Lalu jika presiden bersama kabinetnya beserta legislatif sudah terpilih, bekerja untuk kepentingan rakyat. Bukan lagi memikirkan partai. Atau langsung mundur dari partai. Atau biar lebih gamblang jangan mengurus partai lagi. “Begitu masuk Senayan, harus membela rakyat. Keluar dari bajunya. Yang ada hanya Merah Putih. Sekarang ini, banyak legislatif yang cuma memperjuangkan golongan saja,†ungkap Iwan Fals.
Iwan begitu yakin, jika Indonesia hanya memiliki lima partai, warga negara bekerja lebih semangat. Tiap warga negara bekerja untuk Pancasila. “Dan kita pun sudah memiliki identitas yang lebih pasti, yaitu Pancasila,†pungkas Iwan.
Munas Oi ke-IV Sukses Meski Diwarnai Hujan Interupsi dan Walkout
Suksesi di tubuh Oi berlangsung sudah. Rangkaian proses di Munas IV yang menyita stamina dan pemikiran keras dari para kader Oi usai. Sonny Teguh Trilaksono menjadi Ketua Umum Oi yang baru.
Sederet tantangan untuk membangun Oi sudah menanti, infrastruktur, pengelolaan SDM ke arah organisasi modern, sampai tuntutan perbaikan kesejahteraan anggota Oi, jadi bagian lain tuntutan pembangunan organisasi massa pecinta Iwan Fals yang bakal jadi ujian bagi Sonny Teguh, yang akademisi UI dan UGM ini.
Hajatan terbesar Oi berupa Musyawarah Nasional IV Oi yang dilaksanakan pada 30/10-31/10 bertempat di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur usai sudah.
Gelaran yang didukung oleh Pemkot Kediri, Tiga Rambu, Falcon, Paramita Utama, TVS dan PT Gudang Garam, sengaja memilih tempat di ”tempat keramat” Ponpes Lirboyo, salah satu pondok pesantren yang paling berpengaruh di Jawa Timur.
Munas yang digelar tersebut, dihadiri oleh tujuh Badan Perwakilan Wilayah (BPW) dan 38 Badan Perwakilan Kota (BPK) Oi se-Indonesia. Acara juga dihadiri oleh BPP Oi lama yang akan selesai masa tugasnya. Sehingga, total peserta tak kurang dari 200 perserta.
Tokoh senior Ponpes Lirboyo, seperti KH Imam Yahya Mahrus serta Badrul Huda Zainal Abidin (Gus Bidin) tampak hadir pula di gelaran tersebut. Gus Bidin, bahkan kerap terlihat di beberapa sesi acara menyimak gelaran yang sangat demokratis tersebut.
Disamping itu, acara semakin lengkap dengan kehadiran pendiri Oi, Iwan Fals beserta istri, Rosana, yang setia semenjak malam sebelum gelaran tersebut resmi dibuka, hingga penghujung gelaran.
Rosana bahkan mengikuti prosesi pemilihan Ketua Umum Oi hingga berfoto bersama perwakilan para perserta Munas yang berjumlah tak kurang 150 orang dari seluruh Indonesia.
Istigotsah agar Munas beserta hasilnya memberi sesuatu yang bermanfaat digelar pada 31/10 tepat pukul 9.15, diikuti tak kurang 150 orang. Acara itu dipimpin oleh tokoh senior Ponpes Lirboyo, KH Imam Yahya Mahrus.
Mendampingi Yahya, tampak Gus Bidin, Iwan Fals, Syamsul Azhar (Walikota Kediri), Digo, serta beberapa tokoh lain. ”Semoga dengan digelarnya acara ini plus kerja keras ke depannya, Oi bisa bertambah besar dan Mas Iwan diberi rejeki yang lebih banyak lagi,” urai Imam Yahya Mahrus disela lelucon khasnya.
Selanjutnya acara Munas dibuka oleh Iwan Fals, Digo, Chaerudin, Syamsul Azhari, serta beberapa lainnya. Mereka menabuh rebana bersama, tanda dimulainya Munas IV.
Syaefuloh Yusup, Wakil Gubernur Jawa Timur, pada siang harinya juga sempat mengunjungi arena Munas. Gus Ipul yang hadir, bersama Iwan Fals sempat melantunkan lagu Kemesraan dan Wakil Rakyat. Gus Ipul juga memperoleh pin kehormatan Oi, yang penyematannya dilakukan oleh Iwan Fals.
Usai acara pembukaan Munas, Walikota Kediri, Syamsul Azhari yang dicegat iwanfals.co.id menyatakan rasa sukanya, atas gelaran Munas Oi di kotanya, karena bisa memperkenalkan Kota Kediri kepada masyarakat lewat Oi.
Dia juga mengaku gembira bahwa Oi ternyata sudah memiliki koperasi, di sebuah organisasi sebesar Oi. Apalagi, koperasi baginya merupakan soko guru ekonomi kerakyatan, yang direncanakan semuanya sudah akan berada di bawah pelayanan satu pintu di Kota Kediri ini.
Walkout Warnai Munas
Malam hari 30/10 sebelum Munas IV Oi dibuka secara resmi, Munas diawali dengan ”tensi yang meninggi” dari para peserta. Hujan interupsi juga mulai terlihat, dan ternyata terus terlihat di setiap gelaran sidang.
Pada acara pemaparan dan refleksi kondisi BPW dan BPK Oi se-Indonesia, bahkan lebih separuh peserta melakukan walkout, meninggalkan ruang sidang, karena merasa acara refleksi tersebut tidak perlu.
Mereka berpendapat dengan terbatasnya waktu Munas dibanding dengan banyaknya agenda pembahasan yang mesti diselesaikan, sebaiknya Munas langsung saja masuk ke persidangan.
Disamping itu, acara “curhat” tersebut menurut beberapa perwakilan BPK Oi, semisal yang disampaikan oleh BPK Magetan dan Ngawi, esensinya jadi berubah menjadi semacam gontok-gontokan.
Beruntung, situasi panas tersebut bisa diredam oleh panitia gelaran yang sementara waktu pimpinannya masih dipegang oleh Chaerudin, sebagai Ketua Pelaksana Munas, serta para kader Oi yang masih setia mengikuti acara.
Dari sesi penyampaian refleksi dari masing-masing daerah, tergambar kesulitan pelaksanaan kegiatan akibat konsolidasi tidak maksimal karena faktor geografis Oi di luar Jawa, dan belum sepenuhnya BPP Oi Pusat mampu mencari solusi atas permasalahan di daerah.
Disamping itu, kesulitan pelaksanaan kegiatan juga terjadi di BPW yang beberapa BPK-nya baru terbentuk sebagai akibat dari proses pemekaran daerah. Kendati dihadapkan pada berbagai kesulitan. Beberapa BPW malah berharap Oi bisa lebih mandiri, hingga tidak lagi bergantung kepada Iwan Fals.
Uniknya, beberapa BPK berhasil menggelar kegiatan yang bisa langsung dirasakan manfaatnya, semisal BPK Palu yang fokus ke kegiatan sosial karena daerahnya sering dilanda bencana. Demikian pula BPK Oi Sulteng dan Pekalongan, yang sudah menggelar dana untuk para korban gempa Padang.
Sementara, BPK Oi Jaktim, mengaku sudah mengembangkan kegiatan koperasi yang merupakan amanat gelaran Munas sebelumnya, melalui pengumpulan beras dari para anggotanya.
Keberhasilan yang lainnya, dilakukan oleh BPK Oi asal Bekasi, yang sudah membuka Sekolah Sepak Bola, serta BPK Bandung yang membuka Perguruan Bela Diri, serta beberapa BPK Oi yang baru saja terbentuk di berbagai daerah dibawah arahan beberapa BPW.
Hasil pada penyampaian refleksi Oi dari daerah ini, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi pembangunan Oi ke depannya. Meski diakui Chaerudin, Ketua Pelaksana Munas, pihaknya tidak menyiapkan sesi khusus membahas permasalahan-permasalahan di daerah ini. ”Hasil ini akan kita bawa ke Munas selanjutnya,” tambahnya kepada iwanfals.co.id.
Usai sesi acara ini, Kresnowati dari MPP Oi menyampaikan pandangannya, yang terutama tentang perlunya tertib administrasi segera dilakukan oleh Oi dari tingkat pusat hingga ke daerah. Sampai urgensinya kehadiran Koperasi di Oi, serta program KTA (Kartu Tanda Anggota) agar kegiatan Oi bisa lebih maksimal.
Ojon, salah seorang perserta Munas asal Bandung, kepada iwanfals.co.id menyatakan keprihatinannya. Baginya, aksi walkout yang dilakukan oleh sebagian rekannya tidaklah mungkin terjadi, jika ada ketegasan dari BPP Oi.
Diakuinya perserta sempat terpancing juga dengan adanya pertanyaan perlu atau tidaknya acara pemaparan atau refleksi digelar. ”Seharusnya tidak perlu lagi meminta ya atau tidak perlunya acara ini digelar, langsung saja. Jangan dibuka lubang ketidaktegasan, yang justru seharusnya ditutup rapat,” urai Ojon.
Sementara, Chaerudin, Ketua Pelaksana Munas menyatakan, kemungkinan rekan-rekannya yang melakukan walkout hanya ingin rubah suasana, terlihat mereka sesudahnya tampak bermain sepak bola.
31/10, usai pembukaan Munas, acara dilanjutkan. Lewat pemilihan, berbagai persidangan selanjutnya dipimpin oleh Miftahul Huda (BPK Oi Ngawi), Boby Syamsudin (BPW Oi Jakarta) serta Ikhlas M (BPW Oi Sultra).
Di tangan ketiga orang ini, selanjutnya kelancaran penyelenggaraan Munas diserahkan. Peran ketiga orang ini, agar Munas menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang diharapkan oleh seluruh peserta Munas tidaklah kecil.
Salut dan Protes di Penyampaian LPJ
Acara lainnya yang tampak menyedot perhatian peserta adalah Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan lama, yang disampaikan oleh Ketum Oi lama, Digo Zulkifli, dihadiri oleh seluruh rekan pengurus Oi 2006-2009.
Hampir seluruh peserta Munas Oi, kecuali BPK Samarinda dengan bulat menerima LPJ yang disampaikan oleh Kepengurusan Oi 2006-2009. ”Kami bisa menerima dan salut atas hasil kerja BPP Oi pimpinan Kang Digo, meski dengan keterbatasan yang ada, masih mampu berbuat untuk Oi,” urai salah seorang peserta dari Indonesia Timur di forum, seraya berharap kepengurusan Oi ke depannya bisa berbuat lebih baik.
Oi di daerah mengaku sangat kesulitan untuk menggelar kegiatan, terutama jika berhubungan dengan instansi pemerintah. Hal ini terjadi karena belum adanya legalitas Ormas Oi. ”Kita selalu dilempar ke KNPI jika ingin menggelar kegiatan,” urai seorang anggota BPK asal Palu.
Disamping itu, juga dikeluhkan oleh peserta minimnya koordinasi dan konsolidasi dari pusat ke daerah, sampai tertib administrasi yang belum berjalan di masing-masing BPW dan BPK. ”Kedepannya hal ini mesti dijadikan sebuah program yang penting,” urai salah seorang peserta.
Disamping itu, pada sesi ini juga dikeluhkan kurangnya ”sentuhan” kegiatan pusat ke daerah, hingga menimbulkan kesan kegiatan hanya berputar di Jabodetabek. ”Jika demikian, dibuat saja BPP Oi Jabodetabek,” urai peserta gelaran asal Surabaya dengan nada suara meninggi.
Beberapa keluhan dari BPW dan BPK ini, selanjutnya dicatat di dalam kertas kerja Panitia Pelaksana, dan sebagai rekomendasi bagi kepengurusan yang akan datang.
Sony Teguh Tak Terbendung
Oi memang unik. Jika beberapa organisasi massa tidak memiliki gelaran lain kecuali hanya melakukan pemilihan ketua umum di Munas, Oi justru memaketkannya pada pelaksanaan Munas beserta pembahasan-pembahasan hal lain.
Di sesi yang paling menyedot perhatian peserta yang dianggap merupakan ”roh”nya Munas ini, proses penentuan tata cara penjaringan nama calon Ketum (Ketua Umum), acara tersebut sempat diinterupsi oleh kader senior Oi, Lutfi Afif.
Lutfi tampak memberikan peringatan, atas ketidakpantasan seorang kader Oi asal Jawa Timur jika memimpin Oi. Di mengaku perlu menyampaikannya, mengingat kader tersebut dikatakannya bukanlah pencinta Iwan Fals, tak memiliki kecintaan terhadap Oi, serta dicurigainya berada di Oi karena membawa muatan politik tertentu.
Kendati demikian, pemilihan Bakal Calon Ketum Oi jalan terus. Dari hasil pemilihan secara langsung, muncul 12 nama bakal calon. Nama-nama langganan seperti, Khair Syurkati, Al Hafiz Rana, Ojon, kembali mencuat, kecuali nama Sonny Teguh dan Sifaul Anam yang malah justru dipilih oleh mayoritas peserta menjadi nama-nama Calon Ketua Umum, disamping Khair Syurkati.
Selanjutnya, sesuai kesepakatan yang berhak naik namanya karena didukung oleh minimal 10 BPW dan BPK adalah tiga nama, Khair Syurkati, Sifaul Anam, dan Sony Teguh.
Lewat pemilihan yang dramatis, akhirnya Sonny Teguh meraih mayoritas suara. Dia mengumpulkan 56 suara, disusul Sifaul Anam 29 suara dan Khair Syurkati 18 suara. Satu suara abstain pada pemilihan itu, dari keseluruhan 115 suara pemilih.
Sonny Teguh yang merupakan akademisi sekaligus dosen di UI dan UGM itu, berhak memimpin Oi untuk masa bakti 2009-2012. Dengan visi organisasi yang diantaranya akan mencanangkan program pembuatan KTA, mengembangkan komunikasi antara pusat dan daerah.
Sonny juga berencana melakukan dan memaksimalkan pengembangan kerjasama dengan Tiga Rambu dan Iwan Fals, yang akan dilakukannya bersama dukungan para rekannya di Oi.
Disamping itu, dia juga akan melakukan penguatan peran Oi ke keormasannya yang nir-politik, pengembangan koperasi, hingga dukungan dan penghargaan kepada para sponsor Oi.
Di penghujung gelaran Munas masih mengamanatkan delapan orang anggota Oi yang dipilih sebagai formatur, untuk membantu Sonny, membentuk kelengkapan organisasi membantu tugas-tugasnya sebagai ketua yang baru.
LAGU IWAN FALS YANG TAK BEREDAR
Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana)
Iwan Fals (1978)
Anggrek anggrek subur
Dalam taman yang berpagar peluru
Cengkeh kopi dan teh
Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kau punya
Tak kan habis harta tuan tuk tujuh turunan
Pola sederhana itu yang kau minta
Bagi kami hidup berdagang
Bagi kami hidup bertani
Bagi kami pegawai negeri
Bagi kami gelandangan keki
Bagi kami pelacur kelas tinggi
Serta bagi kami yang ABRI
Pola sederhana kan kami lakukan
Asal tuan sudah melakukan
Asal tuan sudah melakukan
Semar Mendem
Iwan Fals (1978)
Dengan langkah tegap berjalan
Seorang pria gendut ubanan
Kau menyusuri lorong pasar
Dikawal ratusan kamera para wartawan
Untuk bahan obrolan buat isi koran
Gemetar para pedagang
Waktu melihat Semar datang
Mengoreksi harga makanan
Mengoreksi harga makanan
Langsung harga turun sekejap
Karena takut Semar menindak
Ibu pejabat yang ikut rombongan
Wah kebetulan mumpung ada teman
Harga barang turun dirasakan
Setelah Semar selesai
Mengoreksi harga makanan
Terpampang dalam surat kabar
Dengan resmi dia umumkan
Harga sembilan bahan pokok tiada perubahan
Ketika ku belanja di pasar
Kaget melihat harga barang
Lalu kuhampiri seorang pedagang
Dan kutanyakan
Siti Sang Bidadari
Iwan Fals, Totok Gunarto, Helmie (1978)
Bedug Maghrib berbunyi keras sekali
Waktu itu aku sudah terbuai mimpi
Mimpi bergumul mesra dengan bidadari
Yang bernama Siti
Nikmat nian aku terbuai mimpi
Lupa pintu kamar mandi untuk dikunci
Pas pukul dua pagi datang maling
Yang tahu diri
Hilang sikat gigi
Hilang pasta gigi
Hilang sabun gigi
Hilang handuk gigi
Yang hilang memang serba gigi
Tapi justru yang hilang gigi
Aku keki
Aku cinta negeri ini
Aku puja negeri ini
Aku manja negeri ini
Aku sayang negeri ini
Makanya aku buat lagu ini
Negeri kita cantik
Bagai bidadari yang bernama Siti
Sehingga banyak diincar kaum lelaki
Negeri kita nikmat
Bagai rendang Padang buatan Gozali
Sehingga banyak yang makan gak bayar terus lari
Atau mungkin ekonomi Indonesia
Sudah kemasukan para pencuri
Itu terbukti
Belum tuntasnya kasus Budiaji
Itu terbukti
Tenang tenang saja sikap POLRI !
Lindungi Tuhan, lindungi kami dari para pencuri amiin !!
Demokrasi Nasi
Iwan Fals (1978)
Ada lagi sebuah perkara
Tentang nyawa manusia
Kisah ini memang sudah lama
Tapi benar terjadi
Anak seorang menteri
Membuat onar lagi
Menembak sampai mati
Kok nggak ada sangsi?
Tentu bukan sesuai dengan undang-undang
Di negeri ini yang katanya demokrasi
Lain lagi dengan orang biasa
Bila mereka curiga
Langsung masuk penjara
Tanpa bukti nyata
Mengapa?
Mengapa?
Undang-undang tampaknya sakit perut
Tuan tolong panggilkan dokter ahli
Untuk Indonesia yang bisa hidupnya
Mungkin terkena wabah kolera
Undang-undang tampaknya sedang sakit
Tuan tolong panggilkan dokter ahli
Untuk Indonesia
Mungkin terkena wabah selesma
Kemarau
Kemarau pasti datang
Tak mungkin ditentang
Tanah kering kerontang
Ilalang terbakar
Kehidupan merindukan air
Hawa panas sampai ke sumsum
Amarah mencoba menembus hari
Tergoda bertahan
Tergoda melawan
Kekalutan melanda situasi resah
Kemarau di hati butuh dimengerti
Karena air sulit dicari
Kemarau di hati butuh dimengerti
Kemarahan menjalar berpijar pijar
Karena api datang menyambar nyambar
Berlomba, berlari
Terkapar, terinjak injak
Mengalir, bencana
Menahun, berulang
Meleleh air mata jangan disimpan
Menggantikan hujan yang diharapkan
Meleleh air mata jangan disimpan
Biarkan membasahi tanah hitam tercinta
Lapar tercampak diujung malam
Bulan bintang cemerlang hanya menyaksikan
Hukum alam berjalan menggilas ludah
Hukum Tuhan katakan “Sabar!”
Lagu Sedih
Lagu sedih anak perawan
Menunggu pacarnya datang
Didepan sebuah pertokoan
Dibawah halte penuh coretan
Lagu sedih perjaka ting ting
Ingin disebut jagoan
Melihat temannya terkapar
Mati didalam comberan
Kisah hari hari kota besar
Menghiasi hati yang diburu
Habis disapu industri
Merubah hati menjadi mesin
Lagu sedih
Berbuih buih
Lapar sayang
Ingin disayang
Lagu sedih ibu yang sepi
Sebab suaminya bosan
Mengharap belaian sayang
Yang tulus penuh pengertian
Lagu sedih bapak yang angkuh
Sebab pekerjaannya kisruh
Pergi ketempat hiburan
Menghamburkan uang curian
Kisah hari hari kota besar
Menghiasi hati yang diburu
Habis disapu industri
Merubah hati menjadi mesin
Lagu sedih
Berbuih buih
Lapar sayang
Ingin disayang
Lagu sedih
Semakin perih
Haus sayang
Ingin disayang
Kembali Ke Masa Lalu
Aku ingin kembali ke masa lalu
Berjalan dari warung ke warung
Berjalan dari rumah ke rumah
Berada disetiap tempat sampah
Begadang, main gitar, mabuk, nyanyi
Setelah itu bercanda dengan para pelacur
Aku ingin kembali ke masa lalu
Ke masa kesalahan menjadi kebanggaan
Waktu itu aku bebas aku lepas
Aku bisa teriak sekeras aku suka
Aku bisa menangis secengeng aku mau
Langkahku ringan rasanya terbang
Aku paling suka mencari perhatian
Segala cara aku lakukan
Tak ada beban tak ada dosa
Tak ada yang aku risaukan
Paling paling hanya hari depan
Dan dituduh P K I
Mencari Kata-Kata
Iwan Fals (1998)
(lagu ini dinyanyikan saat jumpa pers di depan wartawan pada tahun 1988 sebelum konser di Batang)
Kehidupan seorang manusia selalu melamun
Dan apa yang dilamunkan
Apa yang dilamunkan itu salah satu terwujud
Seperti lamunanku yang mencari kata-kata
Bangun tidur layaknya seorang petani
Kalau petani mengambil cangkul
Aku mengambil gitar dan mencari kata-kata
Dan selalu mencari kata-kata
Kata-kata sangat bermanfaat bagiku
Dan kata-kata yang membuat kehidupanku terwujud
Mencari kata-kata
Dan selalu mencari kata-kata
Tiap hari aku mencari kata-kata
Mencari kata-kata
Suhu
Iwan Fals (1997)
(Dibawakan dalam konser Iwan Fals di ITB, 1997)
Kekerasan ada batasnya
Keluwesan tak ada batasnya
Tak ada kuda-kuda yang tak bisa dijatuhkan
Karena itu geseran lebih utama
Kekuatan geseran terletak pada keseimbangan
Rahasia keseimbangan adalah kewajaran
Wajar itu kosong
Joned
Iwan Fals (1993)
( Lagu ini dibawakan pada ‘Konser Humor Musim Panas’ di TIM Jakarta 1993. Lagu tentang prajurit tua yg disingkirkan alias veteran )
Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yang keluar ‘monyet’
Nasibnya sial
Karirnya sial
Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Kepala buat kaki
Jurit Joned bersabarlah sampai mati
Oii jangan frustasi
Oii badanmu kurus nanti
Oii jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan ‘nyomet’
Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi
Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi
Aua aua..au
Yang pasti hidup ini keras
Tabahlah terimalah
Lindas melindas sudah lepas landas
Lepas landas sudah tergilas gilas
Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….
Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yg keluar ‘monyet’
Nasibnya sial
Karirnya sial
Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Jurit Joned bersabarlah sampai mati
Jangan frustasi
Jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan ‘MONYET’
Anissa
Iwan Fals (1986)
(Lagu ini seharusnya ada di album “Aku Sayang Kamu” (1986) tapi karena liriknya yang terlalu keras maka pihak MUSICA tidak berani menampilkan lagu tersebut. Coba cek dicover pada bagian penata musik ada kata - kata Anissa. Namun lagu ini sempat diputar di stasiun radio di Jakarta)
April pertama kali aku mulai rasa
Diperut istriku ada nafas
Saat gelisah marah dan takut menyatu
Dua belas hari aku dijamu polisi melulu
Namun semua lewatlah sudah
Batin ibu dan ayahmu selamat
Sementara Tuhan tetap teruskan niatnya
Berkembanglah benih di rahim istriku
Juli bulan keempat amuk api di Penjaringan
Hanguskan jiwa saudaramu nak
Dua puluh ribu orang dikotak katik taktik
Namun benarkah taktik hanya isyu
Tetapi ayah tak sanggup berbuat apa - apa
Sebabnya engkau tahu ayah bukan Superman
Jiwaku yang merintih melihat mereka yang gusar
Walau begitu api kian membesar
Dua belas September bulan berikutnya
Saat degup jantungmu semakin jelas
Di Tanjung Priok sana ada orang marah
Penjuru Jakarta dicumbu resah
Sementara setelah itu
Semua orang takut buang hajat juga takut
Begitu banyak kantong plastik yang tersebar
Siap janjikan maut disetiap jengkal tanah air kita
Akhir Oktober tujuh bulan usiamu
Tanpa sajen rujak tujuh rupa
Bagaimana mungkin adakan selamatan
Banyak pasar yang tutup sebab Cilandak meledak (kena mortir)
Anakku nomor dua cukup istimewa
Waktu dalam perut semua orang pada ribut
Banyaknya peristiwa menyambut tangismu
Sadarilah sadari sadarilah oh… Anissa
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Sketsa Setan Yang Bisu
Iwan Fals (single 2000)
(dibawakan live pada munas Oi tahun 2000)
Transaksi narkoba ada dimana – mana
Di perkampungan, di perumahan, di pesantren, di sekolahan
Di tempat hiburan, di kejaksaan bahkan di dalam penjara sekalipun
Bagai wabah buktinya pun bercecaran di mana – mana
Operasi narkoba apakah benar – benar bisa menyelesaikan persoalan
Atau bahkan bukan malah menjadi bagian dari promosi
Narkoba adalah gaya hidup, narkoba adalah ajang bisnis
Untuk sebagian orang, narkoba adalah jalan keluar
Dari hidup yang kian hari bertambah sumpek
Bagi para pecandu, narkobalah tuhannya
Bagi para bandar, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan
Bagi para penegak hukum, narkoba adalah ceperan yang vital
Bagi para produser, apa sih maksudnya ?
Narkoba harus ditata, agar bisa jadi devisa
Devisa jasmani, devisa rohani, devisa Negara Indonesia
Narkoba harus bersuara, punya saluran yang resmi
Agar semuanya bisa menjadi lebih jernih
Dan tidak menjadi setan membisu
Lagu ini lagu bekas pecandu
Semoga bisa menjadi solusi
Narkoba perlu pemecahan yang bermutu
Agar tidak menjadi perang abadi
Repot Nasi (sami mawon)
Iwan Fals (single 2005)
(dibawakan live di Leuwinanggung pada acara Reuni Oi 10 – 11 September 2005)
Aku mendengar suara, tak ada wajahnya
Seribu doa – doa di atas kepala
Mencari suara dari dalam qalbu
Sulit rasanya kudengar suaranya … kudengar suara
Hanya sampai dijakun saja … Repot nasi !!!!!
Mencari kata – kata
Mencari kata – kata
Entah dimana apakah menempel di langit – langit tenda ???
Mencari teman dalam bersilat lidah
Mencari suara
Mencari suara
Tak ada makna menyanyi saja … menari saja
Leher bergerak pun tak apa
Tapi sebelum tidur jangan lupa berdoa
Kadang – kadang sembuhkan luka dalam diri
Doa apa saja … nyanyi apa saja
Doa atau nyanyi …. sami mawon
Ribuan kilo ribuan kilo sekilo seribu
Ada langka seribu … ada langka pertama
Sebelum kedua sebelum ketiga sebelum keempat sebelum kelima
Semoga mimpi indah
Mencari kata – kata … mencari suara
Ternyata tak perlu dicari, Ia datang sendiri
Seperti warna – warni dalam lukisan kita
Ia melukis sendiri … ia bercerita sendiri
Ia .. ia .. ia.. aku dan kau sama … sami mawon
Mencari kata – kata tak ada koma tak ada isi
Tak ada tanda seru
Tak tanda tanya tanda kutif pun tak apa – apa
Mencari kata – kata ternyata cape juga
Maumere
Iwan Fals (Single 1993)
(Dinyanyikan di acara lelang buat Flores, 24 Januari 1993)
Maumere … Maumere …
Sika ngada ende Flores Timur bersedih
Maumere … Maumere …
Sika ngada ende Flores Timur menangis
Sika ngada ende Flores Timur menangis
Lagu sedih nyanyian sedih
Irama sedih tarian sedih
Irama sedih tarian sedih
Maumere … Maumere …
Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis
Badai tsunami dan gempa bumi
Maumere … Maumere …
Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis
Pikiran - pikiran kotor menyingkirlah
Hati yang kotor menyingkirlah
Maumere … Maumere …
Rubah
Jaman berubah keadaan tak berubah
Orang berubah tingkah laku tak berubah
Wajah berubah kok seakan tambah susah
Manusia berubah berubah rubah
Kasih yang dicari yang ada komedi
Revolusi dinanti yang ada Ashari
Lembaga berdiri berselimut korupsi
Wibawa menjadi alat melindungi diri
Pendidikan adalah anak tiri yang kesepian
Agama sebagai topeng yang menjijikkan
Kemiskinan merajalela yang kaya makin rakus saja
Kesehatan dan hukum diperjual belikan
Kesaksian tergusur oleh kepentingan pribadi
Pemerintah keasyikan berpolitik
Partai politik sibuk menuhankan uang
Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang
Televisi sibuk mencari iklan
Sementara si Iwan menunggu giliran
Raja pane dan tendri menatap dengan mata kosong
Dimana mimpi?
Apa ditelan tsunami
Malam Sunyi
Iwan Fals / Al-Zastrouw Ngatawi (Single)
(Dinyanyikan live di TVRI di era paceklik album Iwan Fals)
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Malam hening sejuk sunyi
Langit cerah menaungi
Atap kehidupan nyata
Tak tembus terpandang mata
Ini sajadah panjangku
Tunduk sujud menghadap-Mu
Bisikan asma yang agung
Taqarub mengharap ridho-Mu
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Pancaran nur suci gerbang pengampunan
Sembah sujudku hanya pada-Mu
Jasad mengitari lingkaran yang suci
Hidup matiku hanya untuk-Mu
Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih
Pancaran nur suci gerbang pengampunan
Sembah sujudku hanya pada-Mu
Jasad mengitari lingkaran yang suci
Hidup matiku hanya untuk-Mu
Yaa Rabbi
Hidup matiku sembah sujudku hanya untuk-Mu
Kapal Bau Pesing
Kereta didorong matahari menghadap bulan
Orang orang tidur di gelandang kapal
Lampu lampu suar kerlap kerlip
Memberi isyarat
Mengepung imaji
Warnanya kuning dan hijau
Yang lain mengintip dari jauh
Tukang foto yang foto
Peluit kapal berbunyi
Bulan sabit pindah ke samping
Bentuknya seperti celurit melentang
Laut kotor sampah plastik limbah kaleng menari
Kapal bau pesing
Suara mesinnya seperti air mendidih
Suara mesinnya seperti air mendidih
Tali kapal dilempar
Orang orang bergegas turun
Nelayan kali menjaring ikan di kali berkali kali
Berjalan di berebatu yang lain
Kadang kadang tubuhnya setengah badan basah terendam
Di air tenang ia melempar jaring
Sebab biasanya di sana ikan ikan berenang
Dari celah celah batu ikan mengintip
Nelayan kali mandi di air deras
Dari tadi ikan belum juga didapat
Penggali pasir menggali berkali kali
Ada yang tua ada yang muda
Kemudian pasir dipisah pisah
Atas bak truk terbuka mengangkutnya ke toko
Anak anak kecil ada yang menyelam berkali kali
Sambil bercanda setelah memancing berkali kali
Aku menjemur pakaian di atas batu
Pikiran dan perasaanku dipenuhi oleh air kali
Mengambang mencari makan melawan arus berkelompok
Makna Hidup Ini
Aku tak mengerti aku tak mengerti
Apa sesungguhnya makna hidup ini
Semua yang terjadi seperti serupa
Pagi yang bernyanyi akhirnya harus pergi
Aku nyatanya tak berdaya
Ingin mencoba mengerti walau tak mengerti
Harus kujalani harus tak mengeluh
Mungkin jawabannya
Adalah persoalan itu sendiri
yaya yaya yaya
yaya yaya yaya
Halau hangat tubuhku dan alunan lagu
Menemani aku dalam perjalanan
Menyebrangi sungai menerangi lautan bosan
Pasti kunikmati rasa sepi ini
Ingin ku membagi tapi tak berbagai
Keluh kesah ini milik aku sendiri
Nyanyian ini sekedar air untuk terbakar
Sebagai kaki pelepas hati yang selalu was was
Suara sang penyelamat untuk hidup sesaat
Masuk dari jendela di bawah pintu
Bangkitkan gairah bangkitkan jiwa yang tidur
Kenyataan hidup hampir saja redup
Nyatakan Saja
Nyatakan saja apa yang terasa
Walau pahit biasanya
Jangan disimpan jangan dipendam
Merdekakan jiwa
Bersuaralah kawan
Bagai ombak dilautan
Pasti lega hatimu
Jangan lagi ragu
Bersuaralah kawan
Bagai ombak dilautan
Pasti lega hatimu
Jangan lagi ragu
Walau diam adalah emas
Yang jelas diam adalah diam
Diamlah diam kalau kau suka
Tetapi kenyataan harus dinyatakan
Katakan saja
Apa yang terasa
Jangan disimpan
Jangan dipendam
Katakan saja
Semua yang terasa
Selamat Tinggal Ramadhan
Selamat tinggal ya Ramadhan
Bulan suci bulan yang penuh berkah
Bulan dimana kita kembali dilahirkan
Sebulan penuh kita berpuasa
Menahan haus menahan lapar
Menahan keinginan yang bagaikan kuda liar
Punguti pahala yang bertebaran
Pintu maaf terbuka lebar
Kini tertutup rapat sampai datang giliran
Oh ya Ramadhan kali ini
Terasa cepat sekali
Oh ya Ramadhan kali ini
Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang
Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang
DirahimMu ada ketenangan
Hangat disini dihati ini
Tapi mengapa pergi kami masih rindu
Akhirnya sampai di hari kemenangan
Hari dimana takbir membahana
Hari dimana setan setan dibebaskan
Oh ya bayi bayi yang dilahirkan
Akankah jadi santapan sang setan ?
Oh ya hantu hantu bergentayangan
Mencari jiwa yang dipenuhi dendam
Oh Tuhan tolonglah
Lindungi kami dari kekhilafan
Oh ya Tuhan tolonglah
Ramadhan mengetuk hati
Orang orang yang gila perang
SUSUNAN LAGU IWAN FALS BERDASARKAN ABJAD
14 – 04 – 84
15 Juli 1996
16 Juli 1996
17 Juli 1996
1910
2 Menit 10 Detik
22 Januari
8,8 mm Dalam KuasaMu (feat. Harry Suliztiarto)
Ada
Ada Lagi Yang Mati
Air Mata (feat. Jockie)
Air Mata Api
Aku Antarkan
Aku Berjalan
Aku Bosan
Aku Bukan Pilihan
Aku di Sini
Aku Milikmu (feat. Pongky)
Aku Sayang Kamu
Alam Malam
Alasan
Ambisi
Ambulance Zig Zag
Anak Wayang (feat. Sawung Jabo)
Anak Zaman (feat. Djody, Jabo and Jockie)
Ancur
Angan Dan Ingin (feat. Oddie Agam)
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Antara Aku, Kau, Dan Bekas Pacarmu
Apakah Aku Benar Benar Memiliki Kamu
Apakah Aku Benar-benar Memiliki Kamu
Asik Nggak Asik
Asmara dan Pancaroba
Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira
Asmaragama (feat. W.S Rendra, Djody and Joki. S)
Awang-Awang (feat. Sawung Jabo)
Azan Subuh Masih Di Telinga
Badut (feat. Sawung Jabo)
Balada Orang Orang Pedalaman
Balada Pengangguran (feat. Jockie, Jabo and WS Rendra)
Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Barang Antik
Belalang Tua
Belum Ada Judul
Bencana Alam
Bento
Bento (Lyric in English)
Berandal Malam Di Bangku Terminal
Berapa
Berikan Pijar Matahari
Berkacalah Jakarta
Besar dan Kecil
Bidadari Senjakala
Bongkar
Buktikan
Buku Ini Aku Pinjam
Bung Hatta
Bunga Bunga Kumbang Kumbang
Bunga Matahari (feat. Djody, Doddy and Joki. S)
Bunga Trotoar
Cair Lalu Mencari (feat. Cok Rampal)
Cantik Munafik
Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Cemburu
Cendrawasih (feat. Mahesa Ibrahim)
Cik
Cikal
Cinta
Columbia
Condet
Coretan Dinding
Dalbo
Damai Kami Sepanjang Hari
Dan Orde Paling Baru
Dendam Damai
Desa
Di Bawah Tiang Bendera (feat. Franky S, Ian Antono and Artis Musica)
Di Mata Air Tidak Ada Air Mata
Di Ujung Abad
Diet (feat. Bagoes A.A.)
DihatiMU Aku Berlindung (feat. Sawung Jabo)
Dimana (feat. Bagoes A.A.)
Doa
Doa Dalam Sunyi (feat. Jabo)
Doa Pengorbral Dosa
Dongeng Sebelum Tidur
Dunia Binatang
Emak
Engkau Tetap Sahabatku
Entah
Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang)
Ethiopia
For Green And Peace (feat. Djody, Doddy and Jabo)
Frustasi
Galang Rambu Anarki
Gali Gongli
Gaya Travolta
Gelisah
Generasi Frustasi
Guru Oemar Bakri
Guru Oemar Bakrie
Guru Zirah
Hadapi Saja
Haruskah Pergi (feat. Indra Lesmana)
Hatta
Hijau
Hijaukan Dunia
Hio (feat. Sawung Jabo)
Hua Ha Ha Ha
Hura hura Huru Hara
Ibu
Ijinkan Aku Menyayangimu
Ijinkan Aku Menyayangimu (feat. Rieka Roslan)
Ijinkan Aku Menyayangimu [new Cut]
Ikan Ikan
Ikrar
Imitasi
Ini Bukan Mimpi
Ini Si Trendy
Inspirasi
Intermezo
Intro
Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
Iya Memang Kamu (feat. Cok Rampal)
Jalan yang Panjang Berliku
Jaman Edan
Jangan Bicara
Jangan Tutup Dirimu
Jendela Kelas Satu
Jogja (feat. Sawung Jabo)
Joni Kesiangan
Kantata Takwa (feat. Djody and Jockie)
Karena Kau Bunda Kami
KaSaCiMa
Katakan Kita Rasakan
Kaum Urbanis
Kebaya Merah
Kembang Pete
Kemesraan
Kereta Tiba Pukul Berapa
Kereta Tua
Kerete Tiba Pukul Berapa
Kesaksian
Kisah Motorku
Kontrasmu Bisu
Koran - Koranku (feat. Jocky)
Kota
Kota II
Krisis Pemuda
Ku Menanti Seorang Kekasih
Kuda Lumping (feat. Sawung Jabo)
Kudatangkan TubuhMu (feat. Harry Suliztiarto or Bambang Sirjohn)
Kuli Jalan
Kumenanti Seorang Kekasih
Kupaksa Untuk Melangkah
Kupu Kupu Hitam Putih
Kupu-kupu Hitam Putih
Kwek Kwek Kwek
Lagu Buat Penyaksi
Lagu Cinta
Lagu Dua
Lagu Empat
Lagu Enam
Lagu Lama Gaungnya Rata (feat. Cok Rampal)
Lagu Lima
Lagu Pemanjat
Lagu Satu
Lagu Tiga
Lancar
Langgam Lawu (feat. Doddy, Jabo and Jockie)
Lho
Libur Kecil Kaum Kusam
Lingkaran Aku Cinta Padamu (feat. Sawung Jabo)
Lingkaran Hening (feat. Jabo)
Lonteku
Maaf Cintaku
Maafkan Cintaku
Mabuk Cinta
Mak
Manusia 1/2 Dewa
Manusia Setengah Dewa
Masih Bisa Cinta
Mata Dewa
Mata Hati
Mata Indah Bola Ping Pong
Mata Indah Bola Pingpong
Matahari Bulan Dan Bintang
Mencetak Sawah
Menunggu Ditimbang Malah Muntah
Mereka Ada di Jalan
Mimpi Yang Terbeli
Model Gombrang
Mungkin
Na Na Na Na (feat. Jabo and Innisrisi)
Nak
Nak-2
Nasib Nyamuk (feat. Sawung Jabo)
Negara
Nelayan
Nenekku Okem
Neraka Yang Asyik
Ngeriku
Nocturno (feat. Jockie, Djody and WS Rendra)
Nona
Nyanyian Jiwa
Nyanyian Preman (feat. W.S Rendra, Jabo and Joki. S)
Nyanyianmu
O Ea Eo
Obat Awet Muda
Oh Ya! (feat. Sawung Jabo)
Opiniku
Orang Gila
Orang Orang Kalah (feat. Jockie, Djody and Jabo)
Orang Pinggiran (feat. Ian Antono and Franky S)
Pada Batu Dalam Diam (feat. Harry Suliztiarto)
Paman Doblang
Pangeran Brengsek (feat. Djody, Jabo and Jockie)
Panggilan Dari Gunung
Panji Panji Demokrasi (feat. Jabo and Doddy)
Para Tentara
Pemborong Jalan
Penari Jalanan
Pengamen
Peniti Benang (feat. Butet Manurung)
Percayalah Kasih (versi 1) (feat. Yockie and Vina Panduwinata)
Percayalah Kasih (versi 2) (feat. Yockie and Vina Panduwinata)
Perempuan Malam
Perjalanan
Perjalanan Waktu
Pesawat Tempur
Pesawat Tempurku
PHK
Pie-Pie
Pinggiran Kota Besar
Pohon Untuk Kehidupan
Politik Uang
Potret
Potret Panen + Mimpi (Wereng)
Proyek 13
Puing
Puing II
Pulang Kerja
Pulanglah
Rajawali (feat. Jockie, Jabo and WS Rendra)
Rindu Tebal
Rinduku
Rinduku (feat. Harry Roesli)
Robot Bernyawa (feat. Sawung Jabo and Nanoe)
Rog-Rog Asem (feat. Naniel)
Rubah
Salah Siapa
Samsara (feat. Djody and Jabo)
Sang Petualang
Sangkala (feat. Naniel and Innisrisi)
Sapuku Sapumu Sapu Sapu
Sarjana Muda
Satu Satu
Sebelum Kau Bosan
Selamat Tidur Sayang
Selamat Tidur Sayang (feat. Titiek Puspa)
Selamat Tinggal Malam
Selancar (feat. Indra Lesmana)
Semoga Kau Tak Tuli Tuhan
Semoga Saja Kau Benar
Senandung Istri Bromocorah
Senandung Lirih
Sentuhan
Serdadu
Serenade
Sesuatu Yang Tertunda
Sesuatu Yang Tertunda (feat. Piyu)
Si Tua Sais Pedati
Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
Siang Seberang Istana
Songsonglah
Sore Tugu Pancoran
Suara Hati
Sudah Berlalu
Sudah Berlalu (feat. Kikan)
Sudrun
Sugali
Sumbang
Sunatan Massal
Surat Buat Wakil Rakyat
Surat Dari Paman Di Desa
Tak Biru Lagi Lautku
Tak Pernah Kubayangkan
Tak Pernah Terbayangkan
Tanam Tanam Siram Siram
Tante Lisa
Tarmijah Dan Problemnya
Telaga Dan Bencana (feat. Sawung Jabo)
Teman Kawanku Punya Teman
Tengkulak
Terminal (feat. Ian Antono and Franky S)
Tiga Bulan
Tikus Tikus Kantor
Timur Tengah I
Timur Tengah II
Tince Sukarti Binti Mahmud
Tolong Dengar Tuhan
Ujung Aspal Pondok Gede
Untuk Bram
Untuk Para Pengabdi
Untuk Yani
Untukmu Negeri
Wanita Tiruan
Warijem Dan Tukiman
Willy
Ya Hui Ha He Ha
Ya Atau Tidak
Yakinlah (feat. Elly Sunarya)
Yang Mana Jalan Kesitu (feat. Cok Rampal)
Yang Tercinta
Yang Tercinta (bridge)
Yang Tercinta (reff)
Yang Terlupakan
Yang Tersendiri
Yang Tersendiri (feat. Tommy Marie)
Yayaya Oh Ya
Yogya
LAGU LAGU KATA KATA IWAN FALS
Lagu-lagu yang dinyanyikan Iwan Fals baik solo album maupun dinyanyikan bersama format group banyak memuat lyric yang istimewa, baik ciptaannya sendiri maupun dari orang lain. Beberapa diantaranya adalah rangkaian kata yang indah dan menjadi kalimat penuh makna.
Berikut adalah sedikit yang sempat kami kumpulkan. Simak dan resapilah makna yang terkandung didalamnya. Semoga hari-hari kita menjadi lebih berguna.
100 Kalimat Indah Dalam Lirik Lagu Iwan Fals dkk
1. “Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan”.
(Puing – album Sarjana Muda 1981)
2. “Hei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu”.
(Bangunlah Putra-Putri Pertiwi – album Sarjana Muda 1981)
3. “Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu”.
(Galang Rambu Anarki – album Opini 1982)
4. “Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”.
(Maaf Cintaku - album Sugali 1984)
5. “Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”.
(Berkacalah Jakarta - album Sugali 1984)
6. “Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang”.
(Cik - album Sore Tugu Pancoran 1985)
7. “Aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah”.
(Entah - album Ethiopia 1986)
8. “Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”.
(Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Ethiopia 1986)
9. “Ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah”.
(Ya Ya Ya Oh Ya - album Aku Sayang Kamu 1986)
10. “Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”.
(Selamat Tinggal Malam - album Aku Sayang Kamu 1986)
--------------------------------------------------------
11. “Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kita”.
(Kota - album Aku Sayang Kamu 1986)
12. “Jangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan”.
(Lancar - album Lancar 1987)
13. “Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam”.
(Surat Buat Wakil Rakyat - album Wakil Rakyat 1987)
14. “Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”.
(Nak - album 1910 1988)
15. “Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diri”.
(Mimpi Yang Terbeli - album 1910 1988)
16. “Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu”.
(Ibu - album 1910 1988)
17. “Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”.
(Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988)
18. “Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari”.
(Ada Lagi Yang Mati - album 1910 1988)
19. “Hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat”.
(Perempuan Malam - album Mata Dewa 1989)
20. “Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal”.
(Nona - album Mata Dewa 1989)
--------------------------------------------------------
21. “Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku”.
(Oh Ya! - album Swami 1989)
22. “Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”.
(Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Swami 1989)
23. “Api revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?”.
(Condet - album Swami 1989)
24. “Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang”.
(Bongkar - album Swami 1989)
25. “Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan”.
(Bongkar - album Swami 1989)
26. “Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta”.
(Bongkar - album Swami 1989)
27. “Satu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisan”.
(Rajawali - album Kantata Takwa 1990)
28. “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata kata”.
(Paman Doblang - album Kantata Takwa 1990)
29. “Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”.
(Orang-Orang Kalah - album Kantata Takwa 1990)
30. “Aku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap harta”.
(Nocturno - album Kantata Takwa 1990)
--------------------------------------------------------
31. “Orang orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, aku bernyanyi menjadi saksi”.
(Kesaksian - album Kantata Takwa 1990)
32. “Ingatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembut”.
(Kantata Takwa - album Kantata Takwa 1990)
33. “Kebimbangan lahirkan gelisah, jiwa gelisah bagai halilintar”.
(Gelisah - album Kantata Takwa 1990)
34. “Bagaimanapun aku harus kembali, walau berat aku rasa kau mengerti”.
(Air Mata - album Kantata Takwa 1990)
35. “Alam semesta menerima perlakuan sia sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannya”.
(Untuk Bram - album Cikal 1991)
36. “Duhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percaya”.
(Pulang Kerja - album Cikal 1991)
37. “Dimana kehidupan disitulah jawaban”.
(Alam Malam - album Cikal 1991)
38. “Ada dan tak ada nyatanya ada”.
(Ada - album Cikal 1991)
39. “Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”.
(Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991)
40. “Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani”.
(Hio - album Swami Il 1991)
--------------------------------------------------------
41. “Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta walau aku tahu tak terdengar, jariku menari tetap tak akan berhenti sampai wajah tak murung lagi”.
(Di Mata Air Tidak Ada Air Mata - album Belum Ada Judul 1992)
42. “Mengapa besar selalu menang?, bebas berbuat sewenang wenang, mengapa kecil selalu tersingkir?, harus mengalah dan menyingkir”.
(Besar Dan Kecil - album Belum Ada Judul 1992)
43. “Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujung”.
(Aku Disini - album Belum Ada Judul 1992)
44. “Jalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karang”.
(Lagu Satu - album Hijau 1992)
45. “Sebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri, karena air mata kita adalah air kehidupan”.
(Lagu Dua - album Hijau 1992)
46. “Kita harus mulai bekerja, persoalan begitu menantang, satu niat satulah darah kita, kamu adalah kamu aku adalah aku”.
(Lagu Tiga - album Hijau 1992)
47. “Kenapa kebenaran tak lagi dicari?, sudah tak pentingkah bagi manusia?”
(Lagu Empat- album Hijau 1992)
48. “Kenapa banyak orang ingin menang?, apakah itu hasil akhir kehidupan?”.
(Lagu Empat- album Hijau 1992)
49. “Anjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamu”.
(Lagu Lima - album Hijau 1992)
50. “Biar keadilan sulit terpenuhi, biar kedamaian sulit terpenuhi, kami berdiri menjaga dirimu”.
(Karena Kau Bunda Kami - album Dalbo 1993)
--------------------------------------------------------
51. “Apa jadinya jika mulut dilarang bicara?, apa jadinya jika mata dilarang melihat?, apa jadinya jika telinga dilarang mendengar?, jadilah robot tanpa nyawa yang hanya mengabdi pada perintah”.
(Hura Hura Huru Hara - album Dalbo 1993)
52. “Tertawa itu sehat, menipu itu jahat”.
(Hua Ha Ha - album Dalbo 1993)
53. “Nyanyian duka nyanyian suka, tarian duka tarian suka, apakah ada bedanya?”
(Terminal – single 1994)
54. “Waktu terus bergulir, kita akan pergi dan ditinggal pergi”.
(Satu Satu – album Orang Gila 1994)
55. “Pelan-pelan sayang kalau mulai bosan, jangan marah-marah nanti cepat mati, santai sajalah”.
(Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994)
56. “Mau insaf susah, desa sudah menjadi kota”.
(Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994)
57. “Pertemuan dan perpisahan, dimana awal akhirnya?, dimana bedanya?”.
(Doa Dalam Sunyi – album Orang Gila 1994)
58. “Jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja”.
(Awang Awang – album Orang Gila 1994)
59. “Bagaimana bisa mengerti?, sedang kita belum berpikir, bagaimana bisa dianggap diam?, sedang kita belum bicara”.
(Awang Awang – album Orang Gila 1994)
60. “Aku bukan seperti nyamuk yang menghisap darahmu, aku manusia yang berbuat sesuai aturan dan keinginan”.
(Nasib Nyamuk – album Anak Wayang 1994)
--------------------------------------------------------
61. “Oh susahnya hidup, urusan hati belum selesai, rumah tetangga digusur raksasa, pengusaha zaman merdeka”.
(Oh – single 1995)
62. “Aku disampingmu begitu pasti, yang tak kumengerti masih saja terasa sepi”.
(Mata Hati – album Mata Hati 1995)
63. “Sang jari menari jangan berhenti, kupasrahkan diriku digenggaman-Mu”.
(Lagu Pemanjat – album Lagu Pemanjat 1996)
64. “Lepaslah belenggu ragu yang membelit hati, melangkah dengan pasti menuju gerbang baru”.
(Songsonglah – album Kantata Samsara 1998)
65. “Berani konsekuen pertanda jantan”.
(Nyanyian Preman – album Kantata Samsara 1998)
66. “Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara”.
(Langgam Lawu – album Kantata Samsara 1998)
67. “Matinya seorang penyaksi bukan matinya kesaksian”.
(Lagu Buat Penyaksi – album Kantata Samsara 1998)
68. “Bertahan hidup harus bisa bersikap lembut, walau hati panas bahkan terbakar sekalipun”.
(Di Ujung Abad - album Suara Hati 2002)
69. “Jangan goyah percayalah teman perang itu melawan diri sendiri, selamat datang kemerdekaan kalau kita mampu menahan diri”.
(Dendam Damai - album Suara Hati 2002)
70. “Berdoalah sambil berusaha, agar hidup jadi tak sia-sia”.
(Doa - album Suara Hati 2002)
--------------------------------------------------------
71. “Harta dunia jadi penggoda, membuat miskin jiwa kita”.
(Seperti Matahari - album Suara Hati 2002)
72. “Memberi itu terangkan hati, seperti matahari yang menyinari bumi”.
(Seperti Matahari - album Suara Hati 2002)
73. “Jangan heran korupsi menjadi jadi, habis itulah yang diajarkan”.
(Politik Uang – album Manusia Setengah Dewa 2004)
74. “Gelombang cinta gelombang kesadaran merobek langit yang mendung, menyongsong hari esok yang lebih baik”.
(Para Tentara – album Manusia Setengah Dewa 2004)
75. “Terhadap yang benar saja sewenang wenang, apalagi yang salah”.
(Mungkin – album Manusia Setengah Dewa 2004)
76. “Begitu mudahnya nyawa melayang, padahal tanpa diundang pun kematian pasti datang”.
(Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004)
77. “Dunia kita satu, kenapa kita tidak bersatu?”.
(Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004)
78. “Urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau”.
(Manusia Setengah Dewa – album Manusia Setengah Dewa 2004)
79. “Di lumbung kita menabung, datang paceklik kita tak bingung”.
(Desa – album Manusia Setengah Dewa 2004)
80. “Tutup lubang gali lubang falsafah hidup jaman sekarang”.
(Dan Orde Paling Baru – album Manusia Setengah Dewa 2004)
--------------------------------------------------------
81. “Buktikan buktikan!, kalau hanya omong burung beo pun bisa”.
(Buktikan – album Manusia Setengah Dewa 2004)
82. “Dunia politik dunia bintang, dunia hura hura para binatang”.
(Asik Nggak Asik – album Manusia Setengah Dewa 2004)
83. “Dewa-dewa kerjanya berpesta, sambil nyogok bangsa manusia”.
(17 Juli 1996 – album Manusia Setengah Dewa 2004)
84. “Tanam-tanam pohon kehidupan, siram siram sirami dengan sayang, tanam tanam tanam masa depan, benalu-benalu kita bersihkan”.
(Tanam-Tanam Siram-Siram – single 2006)
85. “Ada apa gerangan mengapa mesti tergesa gesa, tak bisakah tenang menikmati bulan penuh dan bintang”.
(Haruskah Pergi – 2006)
86. “Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya, soal lama pergi soal baru datang”.
(Selancar – 2006)
87. “Jaman berubah perilaku tak berubah, orang berubah tingkah laku tak berubah”.
(Rubah – album 50:50 2007)
88. “Satu hilang seribu terbilang, patah tumbuh hilang berganti”.
(Pulanglah – album 50:50 2007)
89. “Hidup ini indah berdua semua mudah, yakinlah melangkah jangan lagi gelisah”.
(KaSaCiMa – album 50:50 2007)
90. “Tak ada yang lepas dari kematian, tak ada yang bisa sembunyi dari kematian, pasti”.
(Ikan-Ikan – album 50:50 2007)
--------------------------------------------------------
91. “Ada kamu yang mengatur ini semua tapi rasanya percuma, ada juga yang janjikan indahnya surga tapi neraka terasa”.
(Cemburu – album 50:50 2007)
92. “Hukum alam berjalan menggilas ludah, hukum Tuhan katakan “Sabar!”.
(Kemarau – uncassette)
93. “Yang pasti hidup ini keras, tabahlah terimalah”.
(Joned – uncassette)
94. “Oh negeriku sayang bangkit kembali, jangan berkecil hati bangkit kembali”.
(Harapan Tak Boleh Mati – uncassette)
95. “Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang, ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang”.
(Harapan Tak Boleh Mati – uncassette)
96. “Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah disisi-Mu korban bencana ini”.
(Saat Minggu Masih Pagi – uncassette)
97. “Nyatakan saja apa yang terasa walau pahit biasanya, jangan disimpan jangan dipendam, merdekakan jiwa”.
(Nyatakan Saja – uncassette)
98. “Usiamu tak lagi muda untuk terus terusan terjajah, jangan lagi membungkuk bungkuk agar dunia mengakuimu”.
(Merdeka – uncassette)
99. “Kau paksa kami untuk menahan luka ini, sedangkan kau sendiri telah lupa”.
(Luka Lama – uncassette)
100. “Oh Tuhan tolonglah, lindungi kami dari kekhilafan, oh ya Tuhan tolonglah, Ramadhan mengetuk hati orang orang yang gila perang”
Jumat, 06 November 2009
PRIORITAS Oi TAHUN 2009 - 2012
Ass.wrwb, Salam Sejahtera Bagi Kita semua, salammmm Oi,,
Teman teman ,BPK, Kelompok, Anggota Oi .Untuk kami sampaikan bahwa untuk mendukung kelancaran organisasi kita...Untuk masa periode kepengurusan saya yang cukup ada beberapa hal yang akan menjadi fokus dan prioritas organisasi kita Oi yang kita cintai dan banggakan bersama dengan hasil rumusan MUNAS Oi ke IV di KEDIRI yakni :
1. Konsolidasi Internal Organisasi, melalui ; peningkatan koordinasi dan komunikasi, penataan kembali dan standarisasi administrasi organisasi Miss ; Penerbitan KTA, Database Anggota, dll
2. Peningkatan Kompetensi berorganisasi para pimpinan (BPW,BPK) utamanya dalam aspek Nilai, Leadership dan Pengetahuan Manajerial Organisasi, yang dilakukan melalui seminar dan pelatihan
3. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan organisasi maupun anggota Oi, melalui pengembangan Koperasi OI (Koperoi) di seluruh BPW/BPK secara mandiri dan kerjasama usaha dengan mitra
4. Penggalakan aktifitas yang menjadi pilar Organisasi Oi yakni ; Sosial, Olahraga, Budaya, Pendidikan dan Niaga (SOPAN) di masing masing wilayah/kota/ kelompok secara mandiri, serta membangun nilai/citra positif Organisasi Oi yakni : Nasionalisme, kejujuran, semangat & berani, sportivitas, kebersihan, dan selalu kreatif,inovatif, solutif.
5. Pengembangan organisasi seluas luasnya, melalui penetrasi ke lingkungan kampus/mahasiswa, sekolah, komunitas dan profesional, serta mencari Tokoh di masing wilayah/kota yang bersedia, konsekuen dan konsisten menjadi pembina Oi di masing masing BPW/BPK (di berikan SK dari BPP Oi)
Demikian disampaikan, sebagai pedoman kerja BPK dan Kelompok, dapat menyalaraskan program kerja yang definitif.
Salam Oiiiiii,
Ketua BPW Oi Sulawesi Selatan
Muhammad IHSAN